Ref. Keputusan. KBMG
No. Kep. 005 / Th. 2004
Tentang ORGANISASI TATA KERJA BALAI BESAR METEOROLOGI
DAN GEOFISIKA & STASIUN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN
GEOFISIKA
# Khusus Staklim – tupoksinya sbb :
1. Tugas Pokok dan Fungsi :
- Pengamatan
-
Pengumpulan dan Penyebaran data
-
Pengolahan data.
-
Analisa dan Prakiraan
-
Pelayanan jasa
v Pengamatan : -
Klimatolologi
- Meteorologi Pertanian
-
Hidrometeorologi
-
Kualitas Udara
v Pulbar
Data : -
Hasil – hasil Pengamatan
v Pengolahan
Data : -
Hasil – hasil pengamatan dan
pengolahan basis data Klimat
v Analisa
& Prakiraan : - Klimatologi
(bulanan & musiman)
v Pelayanan
Jasa : -
Klimatologi
- Kualitas Udara
v Pelaksaan
Pendukung operasional meliputi :
-
Administrasi
-
Kerumah tanggaan
#
Administrasi : - Keuangan
-
Kepegawaian
-
Materiel / Barang
2. Klasifikasi Stasiun (exis)
- Klas
I : Melaksanakan seluruh tupoksi
- Klas
II
-
Klas III :
Melaksanakan sebagian tupoksi,yaitu Klimatologi
- Klas
IV dan
Kualitas Udara
Klasifikasi Stasiun tidak tetap / dinamis
disesuaikan dengan perkembangan
iptek
dan kebutuhan organisasi. ( operasional ; pengamatan & pelayanan )
3. Jaringan / Stasiun Klimatologi yang
dimiliki BMKG ( Indonesia
)
o Stasiun
Klimatologi klas I ada 5
-
Stasiun Klimatologi Sampali Medan -
Sumut
-
Stasiun Klimatologi Dermaga Bogor - Jabar
-
Stasiun Klimatologi Semarang - Jateng
-
Stasiun Klimatologi Banjarbaru - Kalsel
-
Stasiun Klimatologi Maros Makasar - Sulsel
o Stasiun
Klimatologi klas II ada 9
-
Stasiun Klimatologi Sicincin Padang - Sumbar
-
Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tangerang - Banten
-
Stasiun Klimatologi Kenten Palembang - Sumsel
-
Stasiun Klimatologi Pulo Bai Bengkulu - Bengkulu
-
Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak - Kalbar
-
Stasiun Klimatologi Karang Ploso Malang - Jatim
-
Stasiun Klimatologi Negara - Bali
-
Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang - NTT
-
Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado - Sulut
o Stasiun
Klimatologi klas III ada 3
-
Stasiun Klimatologi Kairatu Seram - Maluku
-
Stasiun Klimatologi Genyem - Papua
-
Stasiun Klimatologi Ransiki - Papua Barat
o Stasiun
Klimatologi klas IV ada 4
-
Stasiun Klimatologi Indrapuri Banda Aceh - NAD
-
Stasiun Klimatologi Jambi - Jambi
-
Stasiun Klimatologi Masgar Tanjung Karang - Lampung
-
Stasiun Klimatologi Kediri Mataram – NTB
4.
Tugas
Rangkap
a. Stasiun
yang berada di satu propinsi merangkap tugas sebagai koordinator dari Pos
Stasiun Kerjasama dengan BMKG seperti : Pos hujan, SMPK dll
b. Untuk
Propinsi yang tidak ada Staklim nya tugas butir 4a dirangkap oleh Stasiun
Meteorologi, contoh di Palu Sulteng
5.
Prosedur
Kerja Stasiun
a.
Output / hasil kerja operasional Stasiun disampaikan ke
Kantor Pusat
BMKG dan Kantor Balai dilingkungannya.
Ø Real
Time via CMSS ( Center Message Switching System ), email,fax,telepon.
Ø Non
Real Time via pos
b.
Out put / hasil kerja operasional dari Pos / Stasiun Kerja Sama
disampaikan ke Stasiun koordinator (Staklim / Stamet ) via pos dengan format – format baku dan waktu yang ditetapkan bersama
NB :
Tarap uji coba
dengan sarana komunikasi ( HP ) sedang dilakukan, jika berhasil akan
dikembangkan.
MATERI OBS KLIMAT.
1. Ketentuan Umum
( Ref.
Peraturan KBMG : SK.32/TL.202/KB/BMG – 2006 tentang TTP – Pengamatan &
Pelaporan Data Iklim & Agromet )
a. Pos Iklim
Tempat / lokasi pengamatan unsur – unsur
iklim yang pelaksanaannya ber
dasarkan MOU / Perjanjian kerjasama
dengan instansi lain
-
Lahan,SDM dan operasional dilakukan instransi lain
-
Peralatan & panduan teknis disediakan BMKG
-
Atau melalui kesepakatan bersama.
b.
Unsur Iklim.
-
Curah hujan
-
Suhu Udara
-
Kelembaban Udara
-
Penyinaran Matahari
-
Angin
2. Pengertian & Penjelasan
a. Cuaca / Weather
-
Cuaca : 1). Keadaan atmosfer sesaat
di suatu tempat yang biasanya dike
mukakan dengan besaran parameter/unsur-unsur
cuaca
2). Keadaan atmosfir sesaat utamanya yang
ada kaitannya de -
ngan
aktifitas manusia dan kehidupannya atau,
3). Keadaan atmosfir secara keseluruhan
sesaat disuatu tempat -
termasuk
adanya perubahan,pertumbuhan dan menghilang
nya suatu fenomena
(World Climate Conference, 1979).
b.
Iklim : Keadaan
rata-rata atmosfer/cuaca pada suatu tempat/wilayah dalam periode yang sangat
panjang (minimal 30 tahun)
Contoh: Suatu daerah X beriklim panas
Suatu daerah Y beriklim sejuk
Suatu daerah Z beriklim dingin
-
Sebagaimana kita
ketahui bersama bahwa iklim itu cukup mempe
ngaruhi kehidupan makhluk hidup
(human,flora & fauna), lingku
kungan tempat tinggal, dan kebudayaan
manusia.
-
Secara khusus bagaimana pengaruh cuaca dan iklim bagi kehi
dupan manusia ?
-
Bahwa aktifitas/kerja manusia dari menit ke menit itu
dipengaruhi oleh cuaca,sedang kehidupan manusia itu sendiri sangat dipengaruhi
oleh iklim.
Apa manfaat iklim terhadap tanaman ?
Untuk jawaban ini perlu dilihat dari setiap unsurnya, sbb :
1). Curah Hujan
Unsur ini memiliki peran penting terhadap
pertumbuhan/perkembangan dan produk
tifitas tanaman,karena air merupakan komponen utama/penting dari system jaringan
tanaman sebagai pengangkut
unsur hara dari dalam tanah ke akar, kemudian oleh a-
kar diteruskan kebagian lain
dari tanaman, dan sebagai komponen utama dari bahan -
organik yang terbentuk
dari proses foto sintesa
2). Suhu Udara
Unsur ini
merupakan faktor lingkungan yang juga memiliki peran penting karena ber
pengaruh langsung pada proses pertumbuhan tanaman.
3). Kelembaban Udara.
Seperti halnya
suhu udara, kelembaban udara juga memiliki peran penting dalam pro
ses pertumbuhan
tanaman dimana ada jenis tanaman yang
hanya dapat hidup/tumbuh
subur pada kelembaban tertentu.
4). Penyinaran Matahari.
Unsur ini
diperlukan oleh tanaman karena radiasi matahari sebagai sumber energi ba-
gi proses foto sintesa dan menjadi bahan utama
untuk pertumbuhan dan produksi tana
man.
5). Angin.
Unsur ini juga
diperlukan oleh tanaman, karena angin membantu mensuplay CO2 -
untuk pertumbuhan tanaman dan secara tidak
langsung akan mempengaruhi besaran
suhu dan kelembaban pada tempat yang dilaluinya.
PENGAMATAN IKLIM
Sketsa.
Aktivitas Sasaran/obyek Out put
-
melihat Unsur-unsur
Iklim Data Iklim
-
membaca
-
mengukur - curah
hujan
Pengamat -
mencatat suhu
udara kuantitas
-
menghitung/ kelembaban kualitas
- mengolah sinar matahari
-
laporan angin
-
pengarsipan
Alat Bantu GOAL.
- Alat ukur
- Juklak/juknis - Dimasukkan dalam Form F.Klim 71
- TTP - Dikirim ke alamat yang ditetapkan.
- Form
Catatan :
- Pengamatan iklim menggunakan waktu setempat atau local time. ( WA/LT )
- Jam pengamatan atau pada jam- jam yang sudah ditetapkan yaitu ; 07.00, 13.00 & 18.00 setiap hari.
- Untuk Stasiun Klimat yang mengerjakan pengamatan synop, tidak perlu melaku -kan pengamatan tersendiri, cukup disalin dari buku synop. ( Me.45 atau Me.48 )
Batasan/difinisi pengamatan Iklim adalah proses kegiatan / aktifitas seorang pengamat yang dilakukan pada jam - jam tertentu untuk mengadakan data iklim yang lengkap dan berkualitas dengan
menggunakan alat ukur dan petunjuk teknis yang berlaku/ditetapkan.
1. PENGAMATAN SUHU UDARA
- Alat ukur
suhu udara meliputi :
- Termometer Bola Kering dan Termometer Bola
Basah
-
Termometer Maximum danTermometer Minimum(disebut dengan Psychrometer)
- Peralatan tersebut diatas ditempatkan pada
Sangkar Meteorologi pada suatu
taman alat
yang standart/representative.
a. Menahan tiupan angin kuat/kencang.
b.
Menghindari pengaruh radiasi matahari langsung dan pantulan cahaya dari
benda sekitarnya.
c. Menghindari terkena jatuhan langsung dari
tetes-tetes air hujan
d.
Menghindari pengaruh local dari gradient suhu tanah akibat adanya
pemanasan -
dan pendinginan dari permukaan
tanah setempat.
- Hal-hal yang perlu diperhatikan dari Sangkar
Meteorologi
1).
Pintu Sangkar harus menghadap utara–selatan,agar saat pembacaan berlang
sung tidak terkena radiasi langsung dari matahari yang edaran semunya da
ri
timur ke barat.
2).
Sangkar meteo dicat putih agar sinar pantulnya lebih besar dari sinar
yang
diserap, sehingga pengaruh langsung dari radiasi
matahari dapat diperkecil.
1.1. PENGAMATAN THERMOMETER BOLA KERING (TBK )
Bahwa pengamatan suhu udara
permukaan didapat dari membaca TBK.
Teknis pembacaannya
sbb:
- Usahakan
berdiri sejauh mungkin dari thermometer,namun mata harus tetap mampu
melihat skala thermometer dengan
jelas,hal ini untuk menghindari pengaruh suhu
badan terhadap alat.
- Yakinkan bahwa garis pandangan mata
kepuncak permukaan air raksa (minicus)
adalah mendatar,ini untuk menghindari
kesalahan paralaks (kesalahan sudut baca),
dan pastikan bahwa permukaan air raksa adalah
cembung.
- Lakukan pembacaan secara cepat dan cermat
sampai kepersepuluhan derajat terdekat.
Kesalahan
paralaks (sudut baca) dapat digambarkan sbb :
1.2.
PENGAMATAN
THERMOMETER BOLA BASAH (TBB)
Prinsip pembacaannya adalah sama
dengan TBK,yang membedakan adalah :
- Bola thermometer harus dibungkus dengan kain
muslin (kasa) yang bersih.
- Ujung kain muslin dimasuk kedalam tabung
tempat air dengan jarak yang tidak
terlalu
jauh dan diusahakan selurus mungkin agar air tidak menetes dan tidak ce
pat
kering dan tabung harus selalu terisi air.
- Agar kain muslin dapat menutup sempurna bola
thermometer,maka leher bola -
nya diikat dengan tali kecil yang lunak.
- Air untuk keperluan ini adalah air suling
atau air hujan
- Kain muslin dan air di tabung segera diganti
jika terlihat sudah kotor atau berga
ram,karena dapat menghambat jalannya air
yang berakibat hasil pembacaan ti -
dak akurat.
- Air pengganti harus bersuhu sama dengan suhu udara
pada saat itu,(bukan air es
atau air hangat)
-
Kolom air raksa (TBK atau TBB) agar sering diperiksa,jika terdapat
gelembung
udara berarti ada kerusakan
pada alat ukur tersebut, dan harus segera diganti.
-
Untuk mendapatkan data TBB yang benar,maka pembacaan baru dapat dilaku -
kan 15 menit kemudian sejak air diganti, sehingga untuk penggantian air harus
dilakukan sedemikian rupa agar
tidak menganggu pengamatan yang dilakukan.
1.3. PENGAMATAN THERMOMETER MAXIMUM ( T Max )
Aktifitas ini akan menghasilkan data suhu udara
tertinggi dalam satu hari.
Teknis Pembacaannya :
- Baca thermometer
maximum dengan cepat dan cermat sampai dengan persepuluhan
derajat terdekat
- Jangan sekali kali
thermometer dipegang sebelum dibaca.
- Dalam pembacaan
hindarkan kesalahan paralaks dan catat hasil pembacaannya
- Setelah pembacaan
thermometer maximum lakukan langkah-langkah untuk penyambu
ngan air raksa
yang terputus dengan cara sbb :
a). Keluarkan
Thermometer dari cangkangnya dengan hati-hati.
b). Pegang bagian
ujungnya dengan baik bagian bola berada dibawah.
c). Berdirilah pada
posisi bebas,tidak ada halangan disekitarnya kemudian ayun thermo
meter Maximum beberapakali
dengan tangan lurus sampai air raksa yang berada da
lam tabung tersambung
kembali secara sempurna.
d). Kembalikan
thermometer pada tempatnya dengan hati-hati.
e). Pada saat menaruh
kembali thermometer harus dipegang dengan kedua tangan dan bo
la thermometer
lebih rendah dari bagian yang lain dan diletakkan terlebih dahulu, ke
mudian baru
bagian ujung tabungnya..
f). Setelah
thermometer ada pada tempatnya maka lakukan pembacaan sebagai uji penga
matan dimana
suhunya harus sama dengan suhu pada TBK.jika ada perbedaan sedi -
kit tidak
berpengaruh hal ini disebabkan dari pengaruh pegangan tangan pengamat.
1.4. PENGAMATAN
THERMOMETER MINIMUM.
Aktifitas ini akan menghasilkan suhu
terendah dalam satu hari.
Teknis Pembacaan nya :
Bola Reservoir ujung index yang dibaca
index
- Baca thermometer minimum dengan
cepat dan cermat sampai dengan persepuluhan
derajat terdekat. (skala yang dibaca adalah skala uang ditunjukkan oleh
ujung indek
yang terletak lebih dekat dengan
permukaan alcohol atau yang terletak lebih jauh
dengan bola Thermometer/bola reservoir).
- Dalam pembacaan hindarkan
kesalahan parallax atau kesalahan sudut baca.
- Setelah pembacaan thermometer
minimum lakukan langkah-langkah agar indeks
menenpel kembali pada ujung
alcohol dengan cara sbb :
a). Setelah dibaca keluarkan thermometer dengan
hati-hati.
b). Pegang thermometer dan miringkan dengan hati-hati dengan bola thermometer bera
da lebih tinggi agar indeksnya
meluncur kebawah hingga berhenti dan menempel-
/menyentuh ujung permukaan alcohol.(meniscus).
c). Kemudian kembalikan thermometer pada
tempatnya dengan hati-hati.
d). Pada saat mengembalikan, harus dipegang dengan dua tangan sedikit miring de
ngan letak bolanya lebih tinggi, dan
bagian ujungnya diletakkan terlebih dahulu, ke
mudian baru
bagian bolanya diletakkan dengan hati-hati agar ujung indeksnya tetap
menempel miniscus
(permukaan alcohol)
e). Setelah diletakkan kembali, harus dibaca
(untuk checking),dimana hasilnya harus sa
ma dengan pembacaan pada saat itu, jika
masih ada perbedaan sedkit ini karena penga
ruh suhu tubuh pengamat selama
thermometer tersebut dipegang oleh pengamat.
f). Lakukan pemeriksaan kolom alcohol dalam
tabung, apakah terdapat gelembung udara
tau tidak, jika terdapat gelembung udara maka
harus dilaporkan untuk meminta peng
gantiannya.
2. PENGAMATAN KELEMBABAN UDARA
a. Definisi / batasan
1). Kelembaban udara atau lembab nisbi (Relatif Humidity = RH)
adalah perbandingan
antara massa
uap air yang ada dalam satuan volume udara dengan massa uap air yang
diperlukan
untuk menjenuhkan satu satuan volume udara tersebut pada suhu yang sa -
ma, dan dinyatakan dalam persen (%)
2). Kelembaban udara adalah
besarnya kadar uap air yang dikandung oleh udara atau dise
but juga tingkat kebasahan udara.
3). RH adalah perbandingan
tekanan uap air dengan tekanan uap air maksimum dalam -
persen atau RH adalah tingkat kekenyangan
udara akan butir-butir air yang dinyatakan
sebagai e/e max x 100% (dimana e
= tekanan uap air dan e max = tekanan uap air
max).
b. Alat Ukur RH
- Alat ukur untuk menentukan RH adalah
Hygrometer
- Hygrometer memiliki 2 tipe, yaitu 1. Hgormeter BK-BB dan Hygrometer Rambut
Hygrometer yang lazim digunakan adalah :Hygrometer Sangkar Tetap,Hygromter
Assman .Hygrometer Sling
Untuk keperluan data iklim dan
meteorologi pertanian yang digunakan adalah
Psychometer Sangkar Tetap (TBK & TBB yang diletakkan didalam sangkar
meteo).
Teknis Pengamatan
RH pada Psychometer Sangkar Tetap adalah :
- Usahakan pembacaan
TBB &TBK hampir bersamaan (tidak terlalu jauh perbedaannya)
- Teknis pembacaan
TBB &TBK lihat pada penjelasan dimuka.
- Gunakan tabel Lembab Nisbi ( RH ) pada table Me.91
Dasar perhitungan
yang digunakan untuk menyusun table Me.91 adalah :
E =
6.11 x 10 7.5TW/(237.3 = TW )
E1 = E –
0.7947 x 10-3 x P x (TT – TW)
E2 = 6.11 x 107.5TT(273,3
+ TT)
RH = E1/E2 x 100 %
Dimana : TT =
Suhu Bola Kering dalam persepuluhan °C
TW = Suhu Bola Basah
dalam persepuluhan °C
P
= Tekanan Udara dalam persepuluhan milibar
Contoh : 1)
P =
1012.3 mb
TT =
28.6 °C
TW =
25.0 °C
Dengan table RH (Me.91), sbb :
-
TT – TW = 3.6 °C (lihat hal V )
-
Diperoleh RH = 74 % (lihat koreksinya pada P.1012.3
mb,ada di K.35 diperoleh 0).jadi RH = 74 % (tetap)
Contoh : 2)
P = 1000 mb
TT =
27.8 °C
TW =
23.0 °C
-
TT – TW = 4.8 °C (lihat hal V )
-
Diperoleh RH = 65 % (pada P = 100 mb, tidak ada koreksi
)
3. PENGAMATAN
ANGIN
a. Difinisi .
-
Angin adalah gerakan relative udara terhadap bumi pada arah
horizontal/gerak mendata
tar.
-
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah tekanan tinggi ke daerah
tekanan rendah.
b. Parameter yang diamati adalah arah dan kecepatannya.
c. Satuan ukuran.
-
Arah : dinyatakan dari mana angin
tersebut bertiup (asalnya),dalam satuan
derajat ( 0° - 360° ) atau sesuai
dengan mata angin.
Sketsanya
sbb : N
360°
NW NE
315° 45°
W E
270° 90°
SW SE
225° 135°
S
180°
-
Kecepatan angin dinyatakan dengan satuan meter/detik, km/jam atau
mil/jam =
knots.
Catatan
v
Mil disini adalah mil laut
v
I knot
≈ 1,8 km/jam = 1800 m/3600 S
≈ 0.5 m/s
- Untuk kepentingan meteorologi
pertanian,umumnya diutamakan rata-rata kecepatan dan
arah angin selama periode 24 jam (nilai harian) berdasarkan nilai ini
kemudian dapat -
dihitung mingguan,bulanan & tahunannya.
-
Alat ukur yang digunakan disebut Wind Vane / Force
1). CARA PENGAMATAN KECEPATAN ANGIN (WIND
VANE/FORCE)
-
Pada Wind Force terdapat keping logam yang bisa naik turun saat ada
angin dan ter-
dapat besi yang melengkung dengan jeruji sebanyak 7 buah. Bila anginnya
lemah ma-
ka keping logam bergerak naik sedikit, sebaliknya bila anginnya kuat
maka keping lo
gam dapat naik lebih tinggi.
Besaran kecepatan angin dapat ditabelkan, sbb:
- Skala jeruji dari bawah :
1 2 3
4 5 6
7 8
- Kecapatan angin (m/s) :
0 2 4
6 8 11
14 20
- Kecapatan angin (knots) :
0 4 8
12 16 21
27 39
2). CARA PENGAMATAN ARAH ANGIN
-
Lihat komponen Wind Vane nya bila ujung Wind Vane menunjuk arah N,maka
arah a-
ngin tersebut adalah angin dari
utara.,demikian pula untuk yang lainnya.
- Bila tidak ada angin,maka
dinyatakan dengan “Calm”
3). CARA PENGAMATAN KECEPATAN ANGIN RATA-RATA
DENGAN SELANG
WAKTU TERTENTU.
- Alat yang digunakan untuk keperluan ini adalah
Cup Counter Anemometer.
- Sensor alat ini terdiri dari 3 atau 4 buah
mangkuk yang dipasang pada jari-jari yang ber
pusat pada suatu sumbu vertical (rotor).
- Seluruh mangkok menghadap kesatu arah
melingkar sehingga bila angin bertiup maka
rotor berputar pada arah tetap.
-
Kecepatan putar dari rotor tergantung dari kecepatan angin,melalui
mekanik roda gigi
perputaran
rotor mengakibatkan system akumulasi angka petunjuk jarak tiupan angin.
Penambahan nilai yang ditunjukkan menyatakan
akumulasi jarak yang ditempuh angin
(Wind
Run)
Catatan:
Anemometer type Cup Counter hanya
dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan.
Contoh :
Pada tangal 1 pebruari 2009 jam
07.00 WS Cup Counter dibaca menunjukkan angka ,, 001980 “, kemudian pada
tanggal 2 pebruari 2009 jam 07.00 WS dibaca menunjukkan angka ,,002172’ maka kecepatan angin rata-rata tanggal 1
Pebruari 2009 adalah :
(002172 – 001980)/24 km/jam = 8
km/jam.
4. PENGAMATAN PENYINARAN MATAHARI
a.
Pengertian/batasan
- Lamanya penyinaran matahari (Sunshine
Duration) ialah lamanya matahari ber
sinar ke permukaan bumi dalam
periode satu hari,diukur dalam satuan jam.
-
Periode satu hari lebih tepat disebut
“Panjang hari, yakni jangka waktu matahari
berada diatas horizon”.
- Pelaporan
Lama penyinaran
matahari ditulis/dilaporkan dalam persepuluhan jam,atau dalam persen terhadap
panjang hari yang ditetapkan.
- Alat ukur
Macam type/jenis
alat ukur lamanya penyinaran matahari yaitu : Campbell Stokes Yordan, Marvin,
Foster. Yang sering dipakai di Indonesia ialah tipe Yordan & Campbell Stokes,
namun yang paling luas penggunaannya adalah Campbell Stokes karena hasilnya
lebih teliti & mudah.
- Campbell Stokes
Alat ini terdiri
dari bola kaca berbentuk bulat berisi asam air yang dipasang ditengah-tengah
sebuah mangkok dengan garis tengah ± 15
cm.
Pada mangkok
dibuat 3 penjepit pias sesuai dengan garis edar matahari yaitu utara,tengah dan
selatan. Bola kaca ini bekerja sebagai lensa untuk memfokuskan sinar matahari
sehingga menjadi titik api yang akan membakar pias.
Yang disebut
penyinaran matahari disini adalah sinar matahari langsung yang tidak terhalang
oleh awan dan benda lain
Campbell Stokes
dipasang diatas pondasi dengan alas kayu datar dan rata,bercat putih dengan
tinggi 120 cm, sumbu bola kaca mengarah utara selatan,sehingga letak kertas
pias sejajar dengan arah timur barat,alat harus pada posisi harisontal, hal ini
dapat dilihat dari waterpas yang ada pada alat yang dapat diatur dengan
pengatur pada alat.Kemiringan bola kaca diatur dan disesuaikan dengan derajat
lintang setempat.Campbell Stokes dilengkapi dengan 3 macam pias yaitu pias
lengkung panjang,pias lurus dan pias lengkung pendek yang akan dipasang sesuai
dengan edar matahari dan bola kaca harus tepat berada ditengah membagi jarak
timur barat,hal ini dapat diatur dengan menyetel menggunakan alat “Centering
Gauge”.
- Pemasangan Pias.
Pias matahari
dipasang dan diganti pada sore hari setelah matahari terbenam,hal ini
dimaksudkan untuk menghindari masih adanya sinar matahari.
Adapun jadwal pasangan pias matahari adalah sbb :
= Pias Lengkung Panjang : 12 Apr s/d 02 Sep (BBU
Utara Ekuator)
15 Okt
s/d 28 Peb (BBS Selatan Ekuator)
= Pias lurus : 01 Mar s/d 11 Apr (BBU Utara Ekuator)
03 Sept s/d 14 Okt (BBU Utara Ekuator)
Analog untuk periode yang sama juga
berlaku
untuk BBS & selatan Ekuator
= Pias Lengkung Pendek : 15 Okt s/d 28 Peb (BBU Utara Ekuator)
12 Apr
s/d 02 Sep (BBS Selatan Ekuator)
- Kesalahan pemasangan pias.
Bahwa pemasangan
pias harus terpasang pada tempatnya yang benar,pada jam 12.00 WS pada kertas
pias harus tepat pada tanda pertengahan parit pias.
Cara pemasangan
pias yang tidak sesuai dengan ketentuan akan menghasilkan jejak/tanda
pembakaran yang tidak benar,antara lain
1). Bila jatuhnya titik api pada pias tidak sama
dengan jam setempat,ini disebabkan letak bola kaca tidak tepat berada ditengah
perbaikannya dengan menggunakan “centering gauge”
2). Bila
garis pembakaran pias tidak sejajar pias,hal ini menunjukkan bahwa pe
nyetelan letak
tempat pias tidak tepat timur barat.
3). Bila jejak pembakaran pias tidak sejajar
dengan lengkung pias,hal ini menunjukkan bahwa penyetelan kemiringanbola kaca
tidak sesuai dengan derajat lintang setempat
- Teknis pembacaan pias
- Pada prinsipnya sinar cerah yang kuat mampu
meninggalkan noda hangus yang
dapat melobangi kertas (pias).Jika tidak
terjadi demikian biasanya terjadi pada
saat matahari terbit atau terbenam,atau
disaat langit berawan tipis atau beberapa
saat setelah hujan lebat dimana kertas pias
masih basah.
- Teknis pembacaan pias dapat dilakukan dengan
menggunakan skala penera (sun
shine scale), jika tidak ada maka dapat dibaca
langsung pada pias yang telah ter
bakar
melalui perhitungan secara estimasi/kasar.
- Pembacaan
data pada kertas pias dilakukan setelah pias diangkat dari alat yaitu
pada sore hari setelah matahari terbenam
atau bisa dilakukan setiap satu jam.
- Apabila tidak ada skala penera/sunshine scale
teknik pembacaan dilakukan sbb:
1).
Bahwa pembakaran dalam waktu singkat biasanya hanya meninggalkan
lubang atau titik yang dikelilingi
noda hangus yang bulat
a
10 11 Sketsa pias matahari jam 10 -
11 WS
- Untuk sebuah kasus noda bolat (gambar a),lama
penyinaran dihitung seba -
gai setengah dari garis noda . ( ½ x 0,2 jam
= 0,1 jam )
- Untuk dua sampai tiga bulatan diperhitungkan
0,1 jam (seperti yang tertera
pada
gambar)
- Jadi,untuk
periode jam 10 - 11.00 WS ada empat noda bulat diperhitung -
kan
sebagai 0,2 jam
2).
Periode pembakaran yang menghasilkan lubang berbentuk garis,seperti
gambar dibawah ini .
09 10
Lama penyinaran tidak
diperhitungkan secara penuh,karena kedua ujung
diperhitungkan sebagai
factor reduksi (pengurangan) sebesar 0,1 jam.Maka
penyinaran yang
sebenarnya untuk periode diatas adalah 0,9 jam
3). Jejak/bekas pembakaran yang hanya
meninggalkan noda hangus yang tidak
sampai melobangi
kertas,noda hangus berbentuk garis kontinyu seperti gam
bar dibawah ini,dianggap
sebagai sinar cerah yang kuat sehingga dianggap -
penuh ( 1 jam ).
Noda
hangus
6 7
4). Garis/jejak pembakaran terputus sesaat-sesaat maka setiap saat
pemutusan
dianggap mengurangi lamanya
penyinaran 0,1 jam.
Contoh seperti gambar dibawah ini :
Jejak pembakaran sekitar 0,8
jam (terputus 2 kali)
- PENGAMATAN / PENGUKURAN CURAH HUJAN.
a. Definisi
1). Curah hujan
: adalah jumlah air hujan yang jatuh pada permukaan (tanah) se
lama periode waktu tertentu diukur dalam
satuan tinggi diatas permukaan ho
rizontal dengan ketentuan tidak terjadi
penghilangan oleh proses penguapan,
pengaliran dan peresapan, atau
2). Curah huja adalah jatuhan partikel-partikel
basah (cair) atau hydrometeor -
yang sampai ke surface (land / sea )
yang berasal dari awan.
3). Jumlah curah hujan adalah banyaknya curah
hujan yang sampai kepermukaan
dalam periode waktu tertentu yang dinyatakan
dengan ukuran ketinggiannya
dengan ketentuan/anggapan tidak ada air
yang hilang karena penguapan / pe
nyerapan/pengaliran.
Dari batasan-batasan tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa jumlah curah
hujan itu sangat tergantung pada :
a).
Lamanya kejadian (periode waktu yang ditetapkan).
b).
Besar-kecilnya butiran air yang jatuh,ini tergantung aleh jenis awan.
c). Kriteria
intensitas hujanya (ringan,sedang atau lebat)
b.
Satuan dan ketentuan pengukuran.
- Untuk bidang meteorologi pertanian yang
diperlukan adalah data curah hujan
harian atau periode pengukuran setiap 24
jam sekali yaitu pada pagi hari.
Dari data
hujan harian dapat dihimpun menjadi data curah hujan mingguan, da
sarian,bulanan,tahunan dan sebagainya
termasuk jumlah hari hujan.
- Menurut pengertian Klimatologi,satu hari
hujan adalah periode 24 jam dimana
terkumpul curah hujan setinggi 0.5 mm atau
lebih. Kurang dari ketentuan ini
hujan dinyatakan nol, meskipun tinggi curah
hujan tetap diperhitungkan.
c.
Alat Ukur Curah Hujan.
Ada 2 (dua) alat ukur
curah hujan yang digunakan untuk mengukur data curah hujan, yaitu :
1)
Penakar hujan tipe Observatorium (PH. Obs)
2)
Penakar hujan tipe Hillman (PH. Recorder)
Penjelasan :
a). PH
tipe Observatorium (PH. Obs)
Alat
ini termasuk/jenis alat yang banyak digunakan di negara kita (Indonesia),
dengan menggunakan gelas ukur untuk mengukur
jumlah curah hujannya, dan sudah
merupakan tipe “standard” di negara kita. Secara
sketsa dapat digambarkan sebagai
berikut :
Perawatan Alat PH.Obs.
-
Alat harus tetap bersih
-
Kayu harus dicat putih
-
Corong harus bersih dari kotoran yang bisa menutup lobang saluran
- Kran harus sering dibersihkan,jika
terjadi kebocoran harus segera diperbaiki/diganti
- Tabung penampung air hujan harus
dibersihkan dari endapan dan debu dengan cara
menuangkan air bersih kedalamnya dan kran
keadaan terbuka
- Gelas ukur harus dijaga tetap
bersih,disimpan ditempat yang aman.
Teknik pengukuran
o
Letakkan mulut gelas ukur tepat dibawah ujung
kran,kemudian buka kran sampai ke air hujan
dalam tabung habis.
o
Baca dan catat jumlah curah hujan yang
tertampung dalam gelas ukur
o
Jika curah hujan dalam jumlah benyak sehingga
melebihi volume gelas ukur maka pengukuran
dilakukan dengan cara mengukur curah hujan sesuai voloume gelas ukur kemudaian
tutup kran dan baca gelas ukur lakukan berulang sampai curah hujan habis dan
jumlahkan hasil penakaran sebelumnya.
o
Selesai pengukuran tutup kembali kran dan digembok.
b). Penakar hujan type Hellman
(Otomatis)
Alat ini meliputi.
- Penampang atas dengan diameter 16 cm atau luas = 200mcm²
- Pipa selang yang menghubungkan penampang ke kolektor
- Tabung kolekter
- Pelampung
- Pena pencatat
- Silinder jam
- Pipa pembuangan (pipa siphon)
- Ember penampung
# Cara kerja alat
-
Air hujan yang jatuh pada mulut/corong penakar hujan masuk
kesilinder kolektor,didalam silinder
kolektor terdapat sebuah penampang pelampung yang dihubungkan dengan tangkai
pena yang selanjutnya goresan pena diterima oleh silinder pias.
-
Silinder kolektor memiliki daya tampung max 10 mm.Tepat
pada saat kolektor penuh,maka air senilai 10 mm ini tercurah habis melalui pipa
pembuangan untuk diteruskan ke ember penampung.
Bersamaan
dengan peristiwa ini maka pelampung turun ke dasar dan pena kembali ke titik 0
pada kertas pias.
-
Jika hujan masih beralnjut, tabung kolektor akan terisi
kembali yang diikuti dengan naiknya pena pencatat.
-
Proses pengisian dan pengosongan akan terus berlangsung
dan berhenti setelah hujan reda (tidak ada hujan).
-
Tipe alat ini umumnya untuk mencatat mencatat periode hujan
selama 24 jam (harian),sehingga pias harus diganti setiap hari.
## Pengamatan/penggantian
pias
§
Pias helman diganti setiap hari pada jam 07.00
WS
§
Siapkan pias pengganti yang telah diisi dengan
nama Stasiun,tanggal pasang dan tanggal angkat.
§
Buka pintu penakar renggangkan pena yang menepel
pada pias dan angkat silinder jam perlahan-lahan keatas dan lepaskan pias yang
terpasang.
§
Pasang pias pengganti pada silinder jam dan
jepit pias dengan penjepit disilinder agar pias merekat pada silinder jam.
§
Putar per jam secukupnya (jangan terlalu
penuh,ikuti kebiasaan yang sudah dilakukan).
§
Pasang kembali silinder jam pada tempatnya lalu
cocokkan waktu yang ditunjukkan oleh oleh ujung pena pias denga waktu setempat
dengan cara angkat sedikit silinder jam dan memutar kekiri/kekanan
perlahan-lahan dan tidak boleh terlalu banyak putaran
§
Isi pena dengan tinta yang tersedia jangan
terlalu penuh,cukup tiga perempat bagian saja agar tinta tidak mudah tumpah
pada saat penggantian pias atau pada saat keadaan cuaca lembab.
§
Lakukan penyetelan titik 0 dengan cara
menuangkan air bersih kecorong penakar secara perlahan-lahan hingga air tumpah
dan pada pias akan tercatat grafik atau garis vertical dari garis 0 sampai
garis 10.Pada keadaan akhir ujung pena harus menunjukkan garis 0 pada pias.
§
Tutup kembali pintu alat untuk menjaga keamanan.
# Pembacaan :
Jumlah curah hujan sehari pada kertas pias, dihitung denagn cara sbb:
( X x 10 mm) = Y mm, dimana
X
= menyatakan jumlah barapa kali
tercapai curah hujan sebesar 10 mm
Y
= menyatakan skala terakhir yang
ditunjukkan pada grafik.
Pada penggunaan pias baru,pena harus
dikembalikan ke skala 0,dengan cara
menambahkah air kedalam penakar hujan
sampai pelampung turun.
## Penyetelan Titik Nol dan Titik Sepuluh pada
pias
Langkah-langkahnya sbb :
→ Tuangkan air pada
corong Hellman secara perlahan-lahan dan hentikan sampai air
tumpah dengan
sendirinya.Pena pada pias akan mencatat garis tegak yang mula-mula
naik dan
selanjutnya turun.Saat berhenti turun harus tepat pada titik 0. Jika tidak pada
0, lakukan
penyetelan ,pena dapat dinaikkan atau diturunkan dengan memutar mur
kekiri/kanan
pada tangkai pena sampai tepat pada titik 0.
→ Langkah
selanjutnya,ambilair sebanyak 10 mm dengan menggunakan gelas
ukur,tuangkan
secara perlahan-lahan ke corong penakar hujan Hellman sampai habis
→ Bila terjadi pena
turun sebelum air dalam gelas ukur habis,maka pipa hevel harus
dinaikkan dengan
mengendorkan skrup pipa hevel dan mengencangkan
kembali,ulangi
menuangkan air 10 mm.
→ Bila air yang
dituangkan habis dan pena belum turun
maka pipa hevel harus
diturunkan
dengan mengendorkan skrup pipa hevel dan turunkan pipa hevel perlaha-
lahan sampai
tepat air tumpah,kemudian kencangkan kembali skrup pipa hevel.
→ Pada saat air
tumpah pena harus menunjukkan angka 10 mm dan selanjutnya turun
Perawatan/pemeliharaan alat
Penakar Hujan Hellman
- Corong penakar hujan harus selalu dalam keadaan bersih,jika ada kotoran atau benda-benda yang menyumbat harus segera dibersihkan.
- Pena harus selalu dijaga tetap bersih,jika kelihatan kotor segera dicuci secara hati-hati dengan melepaskan dari tangkainya.Gunakan air hangat dicampur diterjen/sabun untuk mencuci.
- Pena yang kurang baik karena sudah terlalu lama digunakan,harus diganti dengan yang baru.
- Pemasangan kembali pena yang sudah dibersihkan tidak boleh terlalu keras menekan pias karena dapat mengganggu kepekaan/ketelitian alat.
- Kadang-kadang pada pias terdapat pembacaan dimana pada angka 10 pena tidak cepat turun kembali,hal ini mungkin disebabkan terhambatnya air yang keluar melalui pipa hevel karena pada lengkungan pipa hevel terdapat endapan atau kotoran.Jika hal ini terjadi maka bersihkan pipa hevel dengan melepas pipa dari tempatnya dengan mengendorkan skrup dipangkal pipa kemudian tarik pelan-pelan kemudian bersihkan dengan kain atau busa yang diikat pada kawat yang lentur,setelah pipa bersih pasang kembali pada tempatnya dan jangan lupa untuk menyetel untuk titik 0 dan titik 10.
- Minimal seminggu sekali alat dites kembali agar tetap dapat bekerja dengan baik.Caranya adalah seperti pada penyetelan titik 0 dan titik 10 pada pias.
Pekerjaan ini
secara rutin harus dikerjakan,sekalipun cuaca baik,karena dimusim kemarau
penguapan cukup besar sehingga air dalam tabungkolektor dapat menguap sampai
habis/kering.hal ini dapat mengurangi pencatatan curah hujan yang
sesungguhnya.Grafik dari hasil pembacaan diatas pada pias harap diberi
keterangan/ditulis”Percobaan” agar tidak terjadi kesalah pahaman/tafsiran pada
analisa pias tersebut.
PENUTUP
Dalam penyusunan
materi/bahan ajar pengamatan Klimatologi dan praktek untuk tahap pertama ini
kami akhiri dengan pengamatan/pengukuran hujan.
Materi ini akan
lebih efektif apabila setiap pembahasannya diikuti dengan kegiatan praktikumnya,
baik dilapangan/taman alat maupun kegiatan simulasi-simulasi diruangan (kelas)
dengan menggunakan data-data hasil pengamatan yang up to date,sehingga para
Taruna/i dapat langsung mengerti dan memahami yang sedang
dikerjakan/dipelajari.
Untuk pengajar
(dosen/instruktur) harus ditunjuk orang-orang yang sudah berpengalaman
dilapangan karena bimbingan teknisnya memerlukan keahlian yang khusus terhadap
peralatan-peralatan/alat ukur yang akan dioperasikan.
Demikian,segala
kekurangan dalam penyusunan materi/bahan ajar ini akan diusahakan untuk selalu disempurnakan
agar dapat mengikuti perkembangan iptek maupun peraturan-peraturan baru yang
diterbitkan oleh WMO maupun BMKG.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Kepala Badan
Meteorologi dan Geofisika No. Kep.005/Th.2004 tentang Organisasi Tata Kerja
Balai Besar Meteorologi dan Geofisika dan Stasiun Meteorologi,Klimatologi dan
Geofisika
Peraturan Kepala Badan
Meteorologi dan Geofisika No. SK.32/TL.202/KB/BMG-2006 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan
Pengamatan dan Pelaporan Data Iklim dan Agroklimat
Buku Pandua W.M.O. No. 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar