Analisis Sampel Air Hujan | 
 |
1.1. GARIS-GARIS BESAR POKOK PEMBELAJARAN | 
 |
Latar Belakang | 
  
Semakin pesat perkembangan kehidupan sekarang ini berbanding lurus dengan
  jumlah polutan yang dihasilkan. Polutan yang terdapat di atmosfer dapat
  tercuci oleh air hujan dan jatuh ke bumi sehingga konsentrasi polutan
  tersebut dapat diamati dengan melakukan pemantauan dan analisa kimia air
  hujan. 
 | 
 
Deskripsi Singkat | 
  
Mata
  Diklat ini membahas tentang metode analisis laboratorium
  terhadap sampel Air Hujan dan Perhitungan Deposisi Asam. Parameter analisis
  sampel air hujan yang dijelaskan dalam modul ini adalah Daya Hantar Listrik
  (DHL), pH, Anion, dan Kation. Anion terdiri dari ion Cl-, NO3-,
  dan SO42-. Sedangkan Kation terdiri dari Na+,
  NH4+, K+, Mg2+, dan Ca2+. 
 | 
 
Tujuan Pembelajaran | 
  
Kompetensi Dasar : 
Peserta
  diharapkan memahami dan mampu menjelaskan parameter-parameter yang
  dianalisis dalam sampel air hujan, serta metode metode perhitungan
  konsentrasinya. Peserta juga diharapkan memahami dasar-dasar perhitungan
  Deposisi Asam. 
Indikator Keberhasilan : 
ü Peserta mampu menjelaskan parameter
  yang di Analisis sampel Air Hujan dan skema analisis di laboratorium. 
ü Peserta memahami dan mampu
  menjelaskan prinsip pengukuran daya hantar listrik dalam sampel air hujan. 
ü Peserta memahami dan mampu
  menjelaskan prinsip pengukuran derajat keasaman (pH) dalam sampel air hujan. 
ü Peserta memahami dan mampu
  menjelaskan prinsip pengukuran Konsentrasi Ion Negatif/Anion (Cl-,
  NO3-, SO42-) dalam sampel air
  hujan. 
ü Peserta memahami dan mampu
  menjelaskan prinsip pengukuran Konsentrasi Ion Positif/Kation (Na+,
  NH4+, K+, Mg2+, Ca2+)
  dalam sampel air hujan. 
ü
  Peserta memahami
  dan mampu menjelaskan prinsip Perhitungan Deposisi Asam. 
 | 
 
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok | 
  
Parameter dan Skema Analisis
  Sampel Air Hujan 
ü 
  Parameter dan
  Metode Analisis 
ü 
  Skema Analisis
  Sampel Air Hujan 
Proses
  Pengukuran Kimia Air Hujan 
ü 
  Daya Hantar Listrik
  (DHL) 
ü 
  Derajat Keasaman
  (pH) 
ü 
  Analisis
  Konsentrasi Anion 
ü 
  Analisis
  Konsentrasi Kation 
ü 
  Perhitungan Deposisi Asam 
 | 
 
Bab 2 Parameter Dan Skema Analisis Sampel Air Hujan | 
 |||||||||||||||||||
Indikator  
Keberhasilan 
 | 
  
Peserta
  mampu menjelaskan parameter yang di Analisis sampel Air Hujan
  dan skema analisis di laboratorium. 
 | 
 ||||||||||||||||||
2.1. PARAMETER DAN METODE ANALISIS | 
 |||||||||||||||||||
Parameter | 
  
Hujan sebagai deposisi basah
  menyumbangkan 30-50% dalam perhitungan fluks deposisi terhadap ekosistem.
  Data Kimia Air Hujan (KAH) dapat memberikan informasi pertukaran polutan di
  atmosfer dengan permukaan bumi. Selain itu data KAH dapat digunakan sebagai
  bahan evaluasi model perpindahan polutan dari suatu daerah ke daerah lain
  (long range transport) juga dapat digunakan sebagai bahan penilaian dampak
  deposisi asam terhadap ekosistem dan struktur perkotaan (EANET, 2000).  
BMKG sebagai representatif perwakilan pemerintah
  Indonesia di badan dunia World Meteorological Organization (WMO) berkewajiban
  melakukan pemantauan kualitas udara yang merupakan bagian dari program WMO.
  Adapun tujuan utama dari pengamatan kualitas udara adalah menyediakan
  informasi tentang kondisi atau kecenderungan kualitas udara serta
  hubungan-hubungannya dengan iklim, lingkungan, dan kesehatan.
  (Kusumaningtyas, Suharguniyawan, 2010). 
Pengukuran KAH di BMKG telah
  dilakukan sejak tahun 1985 di Jakarta, namun baru pada tahun 1996 data dari
  seluruh Indonesia telah terkumpul dengan baik. Hingga saat ini 27 stasiun
  pemantau KAH milik BMKG di seluruh Indonesia beroperasi dengan baik. 
Adapun parameter-parameter yang termasuk dalam KAH adalah : 
1.    Derajat Keasaman (pH). 
2.    Daya Hantar Listrik  (DHL) dalam satuan µS/cm. 
3.    Konsentrasi ion negatif (SO42-,
  NO3-, Cl- ) dalam satuan mg/L. 
4.    Konsentrasi ion positif  (NH4+, Na+,
  K+, Mg2+, Ca2+ ) dalam satuan mg/L. 
 | 
 ||||||||||||||||||
Metode | 
  
Selain parameter di atas, dalam
  perhitungan fluks deposisi basah juga diperlukan faktor meteorologi seperti
  curah dan jumlah hujan, kecepatan dan arah angin, suhu, dan kelembapan. 
 | 
 ||||||||||||||||||
Analisis sampel air hujan
  menggunakan metode analsis yang direkomendasikan oleh WMO seperti tertera
  pada tabel 1 
  | 
 |||||||||||||||||||
Jumlah air hujan (mL atau gram), pH, dan DHL harus diukur sesegera
  mungkin setelah sampel masuk ke laboratorium. Setelah melakukan pengukuran 3
  parameter tersebut sampel disaring dengan menggunakan filter dengan besar
  pori 0,45 µm) dan kemudian disimpan pada suhu 4 ºC (EANET,2000). Dalam hal
  ini sangat sulit melakukan hal tersebut dikarenakan sistem pengiriman sampel
  ke laboratorium maksimal 2 bulan setelah sampling, juga adanya kebocoran air
  hujan dalam botol air hujan pada saat pengiriman. Sehingga laboratorium hanya
  melakukan identifikasi sampel dan kemudian melakukan pengukuran sesegera
  mungkin dalam ruangan bersuhu 25 ºC atau menyimpan sampel dalam lemari
  pendingin sebelum melakukan analisa. 
 | 
 |||||||||||||||||||
2.2. SKEMA ANALISIS SAMPEL AIR HUJAN | 
 |||||||||||||||||||
Jumlah air hujan yang dibutuhkan untuk melakukan semua pengukuran
  parameter KAH adalah 100 mL (jumlah ideal), ketika jumlah air hujan kurang
  dari 100 mL maka prioritas pertama parameter yang diukur adalah pH, ion
  negatif, baru kemudian ion positif. Ketiga parameter ini harus diukur untuk
  menentukan keseimbangan ion. Skema pengukuran parameter KAH dapat dilihat
  pada gambar 1 berikut ini. 
 | 
 |||||||||||||||||||
Pengenceran sampel air hujan dapat dilakukan ketika sampel air hujan
  memiliki nilai di atas deret standar yang dimiliki oleh laboratorium. Untuk
  menjamin hasil analisis maka laboratorium melakukan analisis sampel standar
  referensi setiap melakukan pengukuran 20 sampel air hujan. 
 | 
 |||||||||||||||||||
LATIHAN | 
 |||||||||||||||||||
RANGKUMAN | 
 |||||||||||||||||||
·        
  Hujan sebagai deposisi basah menyumbangkan 30-50%
  dalam perhitungan fluks deposisi terhadap ekosistem. Data Kimia Air Hujan (KAH) dapat memberikan informasi sebagai a. pertukaran polutan di atmosfer dengan
  permukaan bumi ;b. bahan evaluasi model
  perpindahan polutan dari suatu daerah ke daerah lain;c . bahan penilaian
  dampak deposisi asam terhadap ekosistem dan struktur perkotaan 
·        
  Jumlah air hujan
  yang dibutuhkan untuk melakukan semua pengukuran parameter KAH adalah 100 mL
  (jumlah ideal), ketika jumlah air hujan kurang dari 100 mL maka prioritas
  pertama parameter yang diukur adalah pH, ion negatif, baru kemudian ion positif.
  Ketiga parameter ini harus diukur untuk menentukan keseimbangan ion. 
 | 
 |||||||||||||||||||
EVALUASI | 
 |||||||||||||||||||
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT | 
 |||||||||||||||||||
Bab 3 Proses Pengukuran Kimia Air hujan (KAH) | 
 ||||||||||||||||||||
Indikator  
Keberhasilan 
 | 
  
Peserta memahami dan
  mampu menjelaskan prinsip pengukuran Kimia Air Hujan (KAH) dalam sampel air hujan. 
 | 
 |||||||||||||||||||
3.1. DAYA HANTAR LISTRIK (DHL) | 
 ||||||||||||||||||||
Prinsip Dasar | 
  
Prinsip pengukuran daya hantar
  listrik suatu larutan adalah mengukur nilai resistansinya dan dapat diukur
  secara langsung dengan alat. Nilai daya hantar bervariasi dan sangat
  tergantung dengan suhu larutan. Oleh sebab itu dalam pengukuran daya hantar
  listrik menggunakan deret larutan standar, dan biasanya menggunakan larutan
  KCl. Pengukuran DHL dilakukan sebelum pengukuran pH untuk menghindari
  kontaminasi garam yang berasal dari electrode pH. 
 | 
 |||||||||||||||||||
Peralatan | 
  
Berikut adalah spesifikasi
  peralatan DHL yang direkomedasikan oleh WMO : 
a.       Elektrode
  dengan range pengukuran 0,1-1000 µS/cm 
b.       DHL
  meter dengan presisi ±0,5 % dan akurasi ±1% 
c.       
  Thermometer
  (pada alat DHL sudah dilengkapi pengukur suhu) 
 | 
 |||||||||||||||||||
Larutan yang dipakai | 
  
a.       Larutan
  KCl 0,1 mol/L (M) 
b.       Larutan
  KCl 0,01 M 
c.       
  Air bebas ion (DHL < 1,5 µS/cm) 
 | 
 |||||||||||||||||||
Proses Pengukuran | 
  
a.       Siapkan
  larutan KCl dengan konsentrasi sesuai dengan tabel 2. 
b.       Jika
  pengukuran tidak dilakukan pada suhu 25 ºC, lakukan koreksi suhu sesuai
  dengan tabel 3. 
c.       
  Buat kurva antara nilai standar DHL dengan
  nilai ukur. 
 | 
 |||||||||||||||||||
  | 
 ||||||||||||||||||||
  | 
 ||||||||||||||||||||
Analisis | 
  
a.      
  Lakukan
  analisis setelah kalibrasi, plot kurva kalibrasi tiap kali melakukan
  analisis. 
b.      
  Tiap
  kali melakukan analisis, cuci electrode dengan air bebas ion (DI). 
 | 
 |||||||||||||||||||
3.2. DERAJAT KEASAMAN (pH) | 
 ||||||||||||||||||||
Prinsip Dasar | 
  
pH air
  hujan menurut EANET berkisar antara 3,0 sampai 7,5 (kisaran konsentrasi ion
  hydrogen (H+) 0,1 – 1000 µmol/L). pH mempunyai hubungan dengan konsentrasi H+
  sesuai dengan rumus : 
pH = - log (H+) 
Pengukuran
  pH dilakukan langsung dengan alat pH meter dengan pengaturan suhu 25 ºC. Jika
  pengukuran tidak dalam suhu tersebut, lakukan faktor koreksi. 
 | 
 |||||||||||||||||||
Peralatan | 
  
WMO merekomedasikan pH meter yang digunakan mempunyai parameter tertentu,
  antara lain : 
a.      
  pH
  meter dilengkapi nilai intersep dan slope adjustment. 
b.      
  pH
  meter yang dapat mengukur hingga dengan nilai terkecil ±0,01. 
c.       
  Dilengkapi
  elektrode gelas yang sensitive dengan nilai konsentrasi ion H+ 
 | 
 |||||||||||||||||||
Larutan yang dipakai | 
  
a.      
  Larutan
  buffer 7,00 dan 4,00 
b.      
  Larutan
  H2SO4 0,0001N 
 | 
 |||||||||||||||||||
Proses Pengukuran | 
  
a.      
  Ukur
  larutan buffer 7,00 dan 4,00 
b.      
  Ukur
  DI dan nilai pH antara 5,58-5,75 
c.       
  Ukur
  larutan H2SO4 0,0001N dan nilai pH 4,05±0,03 
 | 
 |||||||||||||||||||
Analisis | 
  
a.      
  Lakukan
  pengukuran pH sampel air hujan. 
b.      
  Tiap
  kali melakukan analisis, cuci electrode dengan DI 
 | 
 |||||||||||||||||||
3.3. ANALISIS KONSENTRASI ANION | 
 ||||||||||||||||||||
Prinsip Dasar | 
  
Kromatografi ion telah banyak digunakan untuk menganalisis ion-ion yang
  terkandung di dalam hujan. Sulfat, nitrat, dan klorida dipisahkan dari
  didalam kolom pemisah berdasarkan perbedaan afinitasnya. Polimer yang
  dilapisi oleh Ammonium biasanya digunakan di dalam kolom. Setelah dipisahkan
  oleh kolom, ion negatif (Anion) akan melewati supresor dan memisahkannya ion
  positif (Kation). Bahan yang digunakan didalam supresor adalah membrane mikro
  dan self regenerating suppressors. Setelah terjadi pemisahan maka ion negatif
  akan menuju detektor. Detektor pada alat mengukur DHL masing-masing ion dan
  menggambarkannya dalam bentuk puncak-puncak pada kromatogram. Contoh
  Kromatogram dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini. 
 | 
 |||||||||||||||||||
Peralatan | 
  
WMO merekomendasikan IC dengan merek Dionex maupun Waters, yang mempunyai
  beberapa kolom dan supresor. 
 | 
 |||||||||||||||||||
Larutan yang dipakai | 
  
a.      
  Larutan
  Standar Sulfat,Nitrat, dan Klorida. 
b.      
  Larutan
  Referensi. 
 | 
 |||||||||||||||||||
Proses Pengukuran | 
  
a.      
  Siapkan
  larutan  deret standar dengan deret
  yang tertera pada  tabel 4; 
b.      
  Injeksikan
  DI; 
c.       
  Injeksikan
  larutan standar dari konsentrasi terendah; 
d.      
  Injeksikan
  Larutan referensi; 
e.      
  Plot
  Kurva kalibrasi antara area puncak dengan konsentrasi; 
f.       
  Hitung
  nilai larutan referensi. Nilai larutan referensi harus berada di antara nilai
  maksimum dan minimum yag diperkenankan. 
 | 
 |||||||||||||||||||
  | 
 ||||||||||||||||||||
Analisis | 
  
a.      
  Setelah
  melakukan kalibrasi, maka injeksikan larutan sampel air hujan; 
b.      
  Tiap
  5 x pengukuran  sampel air hujan,
  injeksikan DI; 
c.       
  Tiap 20 x pengukuran sampel air hujan,
  injeksikan larutan referensi. 
 | 
 |||||||||||||||||||
3.4. ANALISIS KONSENTRASI KATION | 
 ||||||||||||||||||||
Prinsip Dasar | 
  
Senyawa Kation dalam sampel air hujan (Amonium, Natrium, Kalium,
  Magnesium, Kalsium) dipisahkan di dalam kolom pemisah berdasarkan perbedaan
  afinitasnya. Polimer yang dilapisi oleh resin dengan permukaan aktif biasanya
  digunakan di dalam kolom. Setelah dipisahkan oleh kolom, ion positif akan
  melewati supresor dan memisahkannya dari ion negatif (Anion). Bahan yang
  digunakan didalam supresor adalah membrane mikro dan self regenerating
  suppressors. Setelah terjadi pemisahan maka ion positif akan menuju detektor.
  Detektor pada alat mengukur DHL masing-masing ion dan menggambarkannya dalam
  bentuk puncak-puncak pada kromatogram. Contoh Kromatogram dapat dilihat pada
  gambar 3 di bawah ini. 
 | 
 |||||||||||||||||||
Peralatan | 
  
WMO
  merekomendasikan IC dengan merek Dionex maupun Waters, yang mempunyai
  beberapa kolom dan supresor. 
 | 
 |||||||||||||||||||
Larutan yang dipakai | 
  
a.      
  Larutan
  Standar Amonium,Natrium,Kalium,Magnesium,Kalsium; 
b.      
  Larutan
  Referensi. 
 | 
 |||||||||||||||||||
Proses Pengukuran | 
  
a.      
  Siapkan
  larutan  deret standar dengan deret
  yang tertera pada  tabel 5; 
b.      
  Injeksikan
  DI; 
c.       
  Injeksikan
  larutan standar dari konsentrasi terendah; 
d.      
  Injeksikan
  Larutan referensi; 
e.      
  Plot
  Kurva kalibrasi antara area puncak dengan konsentrasi; 
f.       
  Hitung
  nilai larutan referensi. Nilai larutan referensi harus berada di antara nilai
  maksimum dan minimum yag diperkenankan. 
 | 
 |||||||||||||||||||
  | 
 ||||||||||||||||||||
Analisis | 
  
a.      
  Setelah
  melakukan kalibrasi, maka injeksikan larutan sampel air hujan; 
b.      
  Tiap
  5 x pengukuran  sampel air hujan,
  injeksikan DI; 
c.       
  Tiap
  20 x pengukuran sampel air hujan, injeksikan larutan referensi. 
 | 
 |||||||||||||||||||
3.5. PERHITUNGAN DEPOSISI ASAM | 
 ||||||||||||||||||||
Sampel air hujan dianalisis dengan menggunakan instrumen analisis.
  Laboratorium Kualitas Udara BMKG memiliki 5 personil dengan 4 instrumen
  analisis. Masing-masing instrumen dilengkapi dengan komputer untuk menyimpan
  data analisis. Data yang disimpan memuat : 
a.      
  Nama
  sampel air hujan; 
b.      
  Tanggal
  sampling (sesuai jadwal); 
c.       
  Jumlah
  hujan (mm). 
 | 
 ||||||||||||||||||||
Proses perhitungan | 
  
Setiap data analisis, kemudian
  dimasukkan kedalam tabel laporan bulanan dan kemudian dihitung keseimbangan
  ion-ionnnya. Perhitungan keseimbangan ion 
  (ID) dapat dirumuskan sebagai berikut : (WMO,2004) 
Ion Difference (%) = 100 x (CE - AE) / (CE + AE) 
Keterangan : 
AE = Jumlah equivalen ion
  negatif (μe
  L-1) 
CE = Jumlah equivalen ion
  positif (μe
  L-1) 
AE dan CE dapat dihitung dengan
  menggunakan persamaan dibawah ini : 
AE                    =
  1000 x [Σ
  CAi/(Eq.Wt.) Ai] + [5.1/10(6-pH)]  
CAi                  =
  Konsentrasi masing-masing ion negatif dalam satuan mg/L 
(Eq.Wt.)Ai     
     = Berat equivalen
  masing-masing  ion 
5.1/10(6-pH)   =
  Konsentrasi bikarbonat jika pH air hujan >5. 
CE                    =
  1000 x [Σ CCi/(Eq.Wt.) Ci] + [10(6-pH)] 
CCi                  =
  Konsentrasi masing –masing ion positif dalam satuan mg/L 
(Eq.Wt.)Ci         =
  Berat equivalen masing-masing ion 
10(6-pH)          =
  Konsentrasi H + dalam satuan  μe L-1 
 | 
 |||||||||||||||||||
Tabel 6 memuat daftar berat
  equivalen dari masing-masing ion yang kemudian digunakan untuk melakukan
  perhitungan di atas. 
  | 
 ||||||||||||||||||||
Kriteria Sampel yang memenuhi syarat | 
  
Adapun kriteria data bahwa
  sampel yang dianalisis memenuhi persyaratan ID dapat dilihat pada tabel 7.
  Perlu diingat, apabila sampel yang dianalisis tidak memenuhi persyaratan,
  maka harus dilakukan analisis ulang,dan jika tetap tidak memenuhi persyaratan
  maka sampel tersebut diberi tanda sesuai dengan yang dipersyaratan oleh WMO.
  Pada kenyataannnya, sulit mencapai ID apabila sampling air hujan tidak sesuai
  dengan tata cara pengambilan air hujan. Oleh sebab itu, laboratorium menyajikan
  data sesuai dengan keadaan sampel walau tidak memenuhi ID. Pelaporan tetap
  dilakukan, walau tidak menggunakan tanda sesuai . 
  | 
 |||||||||||||||||||
Selain perhitungan ID, WMO juga
  mensyaratkan perbandingan antara DHL yang diukur di laboratorium dengan
  dengan DHL hitung dengan DHL hasil analisis 
  (EC measured with Calculated EC). Adapun rumus dari perbandingan
  tersebut adalah : 
 | 
 ||||||||||||||||||||
κ = ci Σ • Λi º 
Keterangan  
κ   = 
  DHL hitung (μS
  cm-1 ) 
ci   =  konsentrasi ion ( CE dan AE) (mmol L-1), 
Λi° = Hantaran masing-masing ion  (S cm2 mol-1)   
Jadi perhitungan dari κ pada sampel air hujan adalah sebagai
  berikut: 
κ =    10(3-pH)
  .349.7 + c[SO4 2-] x 160.0 + c[NO3-] x 71.4 + c[Cl-] x 76.3 +c[NH4+] x 73.5+c[Na+]x50.1
  + c[K+] x 73.5 + c[Ca2+] x 119.0 + c[Mg2+] x 106.0  
Kemudian DHL hitung dibandingkan
  dengan DHL hasil analisis sampel air hujan dengan rumus sebagai berikut : 
Δ κ(%) = 100 x [(κ - κmeas) / κ meas] 
  | 
 ||||||||||||||||||||
Setelah data hujan memenuhi 2
  kriteria di atas, maka data tersebut dapat digunakan salah satunya sebagai
  menghitung massa material yang terdeposit ke bawah permukaan akibat hujan
  pada suatu waktu dengan luas area tertentu dengan menggunakan persamaan
  (Kusumaningtyas, Suharguniyawan, 2010). 
DEPOSISI =   VWM x CH 
VWM      =   volume sampel x kons.ion 
Keterangan :  
Deposisi
       :
     fluks
  deposisi asam sulfat/nitrat (meq/m2/th atau mmol/m2/th) 
VWM         :
     volume
  weight mean (rata-rata berat volume) 
CH              :    adalah
  curah hujan (mm). 
 | 
 ||||||||||||||||||||
Contoh tampilan fluks deposisi asam dari ion nitrat dapat dilihat pada
  gambar 4 dibawah ini. 
 | 
 ||||||||||||||||||||
LATIHAN | 
 ||||||||||||||||||||
RANGKUMAN | 
 ||||||||||||||||||||
·        
  Prinsip pengukuran daya
  hantar listrik dan pH suatu larutan adalah dengan melakukan pengukuran secara langsung dengan
  alat. Pengukuran DHL dilakukan sebelum pengukuran pH untuk menghindari
  kontaminasi garam yang berasala dari elektrode pH. 
·        
  Prinsip pengukuran ion positif dan negatif adalah dengan
  mengukur daya hantar listrik larutan setelah melewari kolom dan supresor
  dengan menggunakan alat ion kromatograf. 
·        
  Kriteria data data bahwa sampel
  yang dianalisis memenuhi persyaratan ion difference (ID), yang telah
  dipersyaratkan oleh WMO. Pada kenyataannnya, sulit mencapai ID apabila
  sampling air hujan tidak sesuai dengan tata cara pengambilan air hujan. Oleh
  sebab itu, laboratorium menyajikan data sesuai dengan keadaan sampel walau
  tidak memenuhi ID. 
·        
  Data Kimia Air Hujan dapat digunakan massa material yang
  terdeposit ke bawah permukaan akibat hujan pada suatu waktu dengan luas
  area/daerah tertentu   
 | 
 ||||||||||||||||||||
EVALUASI | 
 ||||||||||||||||||||
 
a.      
  pH
  dan DHL 
b.      
  SO4
  2-, Cl- , NO3- 
c.       
  NH4+,
  Na+, K+, Mg2+, Ca2+ 
d.      
  Br-,
  I-, NO2- 
Jawaban : D 
 
Diatas adalah kriteria titik pemantauan
  deposisi asam untuk : 
a.      
  Urban
  site 
b.      
  Rural
  Site 
c.       
  Remote
  Site 
d.       Jawaban
  a,b dan c benar 
Jawaban : B 
 
a.      
  VWM x CH 
b.      
  1000
  . (CE – AE) / (CE + AE) 
c.       
  100
  . (CE – AE) / (CE + AE) 
d.      
  1000
  . (CE + AE) / (CE - AE) 
Jawaban : C 
 
a.      
  ≤ 5
  µS cm-1 
b.      
  >
  5 ≤ 30 µS cm-1 
c.       
  ≤ 5
  mS cm-1 
d.      
  >
  30 µS cm-1 
Jawaban : B 
 
a.      
  Sel
  Konduktivitas 
b.      
  Kromatografi 
c.       
  Elektroda
  Glass 
d.      
  Jawaban a,b dan c salah 
Jawaban : C 
 | 
 ||||||||||||||||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar