Analisis Sampel Air Hujan |
|
1.1. GARIS-GARIS BESAR POKOK PEMBELAJARAN |
|
Latar Belakang |
Semakin pesat perkembangan kehidupan sekarang ini berbanding lurus dengan
jumlah polutan yang dihasilkan. Polutan yang terdapat di atmosfer dapat
tercuci oleh air hujan dan jatuh ke bumi sehingga konsentrasi polutan
tersebut dapat diamati dengan melakukan pemantauan dan analisa kimia air
hujan.
|
Deskripsi Singkat |
Mata
Diklat ini membahas tentang metode analisis laboratorium
terhadap sampel Air Hujan dan Perhitungan Deposisi Asam. Parameter analisis
sampel air hujan yang dijelaskan dalam modul ini adalah Daya Hantar Listrik
(DHL), pH, Anion, dan Kation. Anion terdiri dari ion Cl-, NO3-,
dan SO42-. Sedangkan Kation terdiri dari Na+,
NH4+, K+, Mg2+, dan Ca2+.
|
Tujuan Pembelajaran |
Kompetensi Dasar :
Peserta
diharapkan memahami dan mampu menjelaskan parameter-parameter yang
dianalisis dalam sampel air hujan, serta metode metode perhitungan
konsentrasinya. Peserta juga diharapkan memahami dasar-dasar perhitungan
Deposisi Asam.
Indikator Keberhasilan :
ü Peserta mampu menjelaskan parameter
yang di Analisis sampel Air Hujan dan skema analisis di laboratorium.
ü Peserta memahami dan mampu
menjelaskan prinsip pengukuran daya hantar listrik dalam sampel air hujan.
ü Peserta memahami dan mampu
menjelaskan prinsip pengukuran derajat keasaman (pH) dalam sampel air hujan.
ü Peserta memahami dan mampu
menjelaskan prinsip pengukuran Konsentrasi Ion Negatif/Anion (Cl-,
NO3-, SO42-) dalam sampel air
hujan.
ü Peserta memahami dan mampu
menjelaskan prinsip pengukuran Konsentrasi Ion Positif/Kation (Na+,
NH4+, K+, Mg2+, Ca2+)
dalam sampel air hujan.
ü
Peserta memahami
dan mampu menjelaskan prinsip Perhitungan Deposisi Asam.
|
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok |
Parameter dan Skema Analisis
Sampel Air Hujan
ü
Parameter dan
Metode Analisis
ü
Skema Analisis
Sampel Air Hujan
Proses
Pengukuran Kimia Air Hujan
ü
Daya Hantar Listrik
(DHL)
ü
Derajat Keasaman
(pH)
ü
Analisis
Konsentrasi Anion
ü
Analisis
Konsentrasi Kation
ü
Perhitungan Deposisi Asam
|
Bab 2 Parameter Dan Skema Analisis Sampel Air Hujan |
|||||||||||||||||||
Indikator
Keberhasilan
|
Peserta
mampu menjelaskan parameter yang di Analisis sampel Air Hujan
dan skema analisis di laboratorium.
|
||||||||||||||||||
2.1. PARAMETER DAN METODE ANALISIS |
|||||||||||||||||||
Parameter |
Hujan sebagai deposisi basah
menyumbangkan 30-50% dalam perhitungan fluks deposisi terhadap ekosistem.
Data Kimia Air Hujan (KAH) dapat memberikan informasi pertukaran polutan di
atmosfer dengan permukaan bumi. Selain itu data KAH dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi model perpindahan polutan dari suatu daerah ke daerah lain
(long range transport) juga dapat digunakan sebagai bahan penilaian dampak
deposisi asam terhadap ekosistem dan struktur perkotaan (EANET, 2000).
BMKG sebagai representatif perwakilan pemerintah
Indonesia di badan dunia World Meteorological Organization (WMO) berkewajiban
melakukan pemantauan kualitas udara yang merupakan bagian dari program WMO.
Adapun tujuan utama dari pengamatan kualitas udara adalah menyediakan
informasi tentang kondisi atau kecenderungan kualitas udara serta
hubungan-hubungannya dengan iklim, lingkungan, dan kesehatan.
(Kusumaningtyas, Suharguniyawan, 2010).
Pengukuran KAH di BMKG telah
dilakukan sejak tahun 1985 di Jakarta, namun baru pada tahun 1996 data dari
seluruh Indonesia telah terkumpul dengan baik. Hingga saat ini 27 stasiun
pemantau KAH milik BMKG di seluruh Indonesia beroperasi dengan baik.
Adapun parameter-parameter yang termasuk dalam KAH adalah :
1. Derajat Keasaman (pH).
2. Daya Hantar Listrik (DHL) dalam satuan µS/cm.
3. Konsentrasi ion negatif (SO42-,
NO3-, Cl- ) dalam satuan mg/L.
4. Konsentrasi ion positif (NH4+, Na+,
K+, Mg2+, Ca2+ ) dalam satuan mg/L.
|
||||||||||||||||||
Metode |
Selain parameter di atas, dalam
perhitungan fluks deposisi basah juga diperlukan faktor meteorologi seperti
curah dan jumlah hujan, kecepatan dan arah angin, suhu, dan kelembapan.
|
||||||||||||||||||
Analisis sampel air hujan
menggunakan metode analsis yang direkomendasikan oleh WMO seperti tertera
pada tabel 1
|
|||||||||||||||||||
Jumlah air hujan (mL atau gram), pH, dan DHL harus diukur sesegera
mungkin setelah sampel masuk ke laboratorium. Setelah melakukan pengukuran 3
parameter tersebut sampel disaring dengan menggunakan filter dengan besar
pori 0,45 µm) dan kemudian disimpan pada suhu 4 ºC (EANET,2000). Dalam hal
ini sangat sulit melakukan hal tersebut dikarenakan sistem pengiriman sampel
ke laboratorium maksimal 2 bulan setelah sampling, juga adanya kebocoran air
hujan dalam botol air hujan pada saat pengiriman. Sehingga laboratorium hanya
melakukan identifikasi sampel dan kemudian melakukan pengukuran sesegera
mungkin dalam ruangan bersuhu 25 ºC atau menyimpan sampel dalam lemari
pendingin sebelum melakukan analisa.
|
|||||||||||||||||||
2.2. SKEMA ANALISIS SAMPEL AIR HUJAN |
|||||||||||||||||||
Jumlah air hujan yang dibutuhkan untuk melakukan semua pengukuran
parameter KAH adalah 100 mL (jumlah ideal), ketika jumlah air hujan kurang
dari 100 mL maka prioritas pertama parameter yang diukur adalah pH, ion
negatif, baru kemudian ion positif. Ketiga parameter ini harus diukur untuk
menentukan keseimbangan ion. Skema pengukuran parameter KAH dapat dilihat
pada gambar 1 berikut ini.
|
|||||||||||||||||||
Pengenceran sampel air hujan dapat dilakukan ketika sampel air hujan
memiliki nilai di atas deret standar yang dimiliki oleh laboratorium. Untuk
menjamin hasil analisis maka laboratorium melakukan analisis sampel standar
referensi setiap melakukan pengukuran 20 sampel air hujan.
|
|||||||||||||||||||
LATIHAN |
|||||||||||||||||||
RANGKUMAN |
|||||||||||||||||||
·
Hujan sebagai deposisi basah menyumbangkan 30-50%
dalam perhitungan fluks deposisi terhadap ekosistem. Data Kimia Air Hujan (KAH) dapat memberikan informasi sebagai a. pertukaran polutan di atmosfer dengan
permukaan bumi ;b. bahan evaluasi model
perpindahan polutan dari suatu daerah ke daerah lain;c . bahan penilaian
dampak deposisi asam terhadap ekosistem dan struktur perkotaan
·
Jumlah air hujan
yang dibutuhkan untuk melakukan semua pengukuran parameter KAH adalah 100 mL
(jumlah ideal), ketika jumlah air hujan kurang dari 100 mL maka prioritas
pertama parameter yang diukur adalah pH, ion negatif, baru kemudian ion positif.
Ketiga parameter ini harus diukur untuk menentukan keseimbangan ion.
|
|||||||||||||||||||
EVALUASI |
|||||||||||||||||||
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT |
|||||||||||||||||||
Bab 3 Proses Pengukuran Kimia Air hujan (KAH) |
||||||||||||||||||||
Indikator
Keberhasilan
|
Peserta memahami dan
mampu menjelaskan prinsip pengukuran Kimia Air Hujan (KAH) dalam sampel air hujan.
|
|||||||||||||||||||
3.1. DAYA HANTAR LISTRIK (DHL) |
||||||||||||||||||||
Prinsip Dasar |
Prinsip pengukuran daya hantar
listrik suatu larutan adalah mengukur nilai resistansinya dan dapat diukur
secara langsung dengan alat. Nilai daya hantar bervariasi dan sangat
tergantung dengan suhu larutan. Oleh sebab itu dalam pengukuran daya hantar
listrik menggunakan deret larutan standar, dan biasanya menggunakan larutan
KCl. Pengukuran DHL dilakukan sebelum pengukuran pH untuk menghindari
kontaminasi garam yang berasal dari electrode pH.
|
|||||||||||||||||||
Peralatan |
Berikut adalah spesifikasi
peralatan DHL yang direkomedasikan oleh WMO :
a. Elektrode
dengan range pengukuran 0,1-1000 µS/cm
b. DHL
meter dengan presisi ±0,5 % dan akurasi ±1%
c.
Thermometer
(pada alat DHL sudah dilengkapi pengukur suhu)
|
|||||||||||||||||||
Larutan yang dipakai |
a. Larutan
KCl 0,1 mol/L (M)
b. Larutan
KCl 0,01 M
c.
Air bebas ion (DHL < 1,5 µS/cm)
|
|||||||||||||||||||
Proses Pengukuran |
a. Siapkan
larutan KCl dengan konsentrasi sesuai dengan tabel 2.
b. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada suhu 25 ºC, lakukan koreksi suhu sesuai
dengan tabel 3.
c.
Buat kurva antara nilai standar DHL dengan
nilai ukur.
|
|||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
Analisis |
a.
Lakukan
analisis setelah kalibrasi, plot kurva kalibrasi tiap kali melakukan
analisis.
b.
Tiap
kali melakukan analisis, cuci electrode dengan air bebas ion (DI).
|
|||||||||||||||||||
3.2. DERAJAT KEASAMAN (pH) |
||||||||||||||||||||
Prinsip Dasar |
pH air
hujan menurut EANET berkisar antara 3,0 sampai 7,5 (kisaran konsentrasi ion
hydrogen (H+) 0,1 – 1000 µmol/L). pH mempunyai hubungan dengan konsentrasi H+
sesuai dengan rumus :
pH = - log (H+)
Pengukuran
pH dilakukan langsung dengan alat pH meter dengan pengaturan suhu 25 ºC. Jika
pengukuran tidak dalam suhu tersebut, lakukan faktor koreksi.
|
|||||||||||||||||||
Peralatan |
WMO merekomedasikan pH meter yang digunakan mempunyai parameter tertentu,
antara lain :
a.
pH
meter dilengkapi nilai intersep dan slope adjustment.
b.
pH
meter yang dapat mengukur hingga dengan nilai terkecil ±0,01.
c.
Dilengkapi
elektrode gelas yang sensitive dengan nilai konsentrasi ion H+
|
|||||||||||||||||||
Larutan yang dipakai |
a.
Larutan
buffer 7,00 dan 4,00
b.
Larutan
H2SO4 0,0001N
|
|||||||||||||||||||
Proses Pengukuran |
a.
Ukur
larutan buffer 7,00 dan 4,00
b.
Ukur
DI dan nilai pH antara 5,58-5,75
c.
Ukur
larutan H2SO4 0,0001N dan nilai pH 4,05±0,03
|
|||||||||||||||||||
Analisis |
a.
Lakukan
pengukuran pH sampel air hujan.
b.
Tiap
kali melakukan analisis, cuci electrode dengan DI
|
|||||||||||||||||||
3.3. ANALISIS KONSENTRASI ANION |
||||||||||||||||||||
Prinsip Dasar |
Kromatografi ion telah banyak digunakan untuk menganalisis ion-ion yang
terkandung di dalam hujan. Sulfat, nitrat, dan klorida dipisahkan dari
didalam kolom pemisah berdasarkan perbedaan afinitasnya. Polimer yang
dilapisi oleh Ammonium biasanya digunakan di dalam kolom. Setelah dipisahkan
oleh kolom, ion negatif (Anion) akan melewati supresor dan memisahkannya ion
positif (Kation). Bahan yang digunakan didalam supresor adalah membrane mikro
dan self regenerating suppressors. Setelah terjadi pemisahan maka ion negatif
akan menuju detektor. Detektor pada alat mengukur DHL masing-masing ion dan
menggambarkannya dalam bentuk puncak-puncak pada kromatogram. Contoh
Kromatogram dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
|
|||||||||||||||||||
Peralatan |
WMO merekomendasikan IC dengan merek Dionex maupun Waters, yang mempunyai
beberapa kolom dan supresor.
|
|||||||||||||||||||
Larutan yang dipakai |
a.
Larutan
Standar Sulfat,Nitrat, dan Klorida.
b.
Larutan
Referensi.
|
|||||||||||||||||||
Proses Pengukuran |
a.
Siapkan
larutan deret standar dengan deret
yang tertera pada tabel 4;
b.
Injeksikan
DI;
c.
Injeksikan
larutan standar dari konsentrasi terendah;
d.
Injeksikan
Larutan referensi;
e.
Plot
Kurva kalibrasi antara area puncak dengan konsentrasi;
f.
Hitung
nilai larutan referensi. Nilai larutan referensi harus berada di antara nilai
maksimum dan minimum yag diperkenankan.
|
|||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
Analisis |
a.
Setelah
melakukan kalibrasi, maka injeksikan larutan sampel air hujan;
b.
Tiap
5 x pengukuran sampel air hujan,
injeksikan DI;
c.
Tiap 20 x pengukuran sampel air hujan,
injeksikan larutan referensi.
|
|||||||||||||||||||
3.4. ANALISIS KONSENTRASI KATION |
||||||||||||||||||||
Prinsip Dasar |
Senyawa Kation dalam sampel air hujan (Amonium, Natrium, Kalium,
Magnesium, Kalsium) dipisahkan di dalam kolom pemisah berdasarkan perbedaan
afinitasnya. Polimer yang dilapisi oleh resin dengan permukaan aktif biasanya
digunakan di dalam kolom. Setelah dipisahkan oleh kolom, ion positif akan
melewati supresor dan memisahkannya dari ion negatif (Anion). Bahan yang
digunakan didalam supresor adalah membrane mikro dan self regenerating
suppressors. Setelah terjadi pemisahan maka ion positif akan menuju detektor.
Detektor pada alat mengukur DHL masing-masing ion dan menggambarkannya dalam
bentuk puncak-puncak pada kromatogram. Contoh Kromatogram dapat dilihat pada
gambar 3 di bawah ini.
|
|||||||||||||||||||
Peralatan |
WMO
merekomendasikan IC dengan merek Dionex maupun Waters, yang mempunyai
beberapa kolom dan supresor.
|
|||||||||||||||||||
Larutan yang dipakai |
a.
Larutan
Standar Amonium,Natrium,Kalium,Magnesium,Kalsium;
b.
Larutan
Referensi.
|
|||||||||||||||||||
Proses Pengukuran |
a.
Siapkan
larutan deret standar dengan deret
yang tertera pada tabel 5;
b.
Injeksikan
DI;
c.
Injeksikan
larutan standar dari konsentrasi terendah;
d.
Injeksikan
Larutan referensi;
e.
Plot
Kurva kalibrasi antara area puncak dengan konsentrasi;
f.
Hitung
nilai larutan referensi. Nilai larutan referensi harus berada di antara nilai
maksimum dan minimum yag diperkenankan.
|
|||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||
Analisis |
a.
Setelah
melakukan kalibrasi, maka injeksikan larutan sampel air hujan;
b.
Tiap
5 x pengukuran sampel air hujan,
injeksikan DI;
c.
Tiap
20 x pengukuran sampel air hujan, injeksikan larutan referensi.
|
|||||||||||||||||||
3.5. PERHITUNGAN DEPOSISI ASAM |
||||||||||||||||||||
Sampel air hujan dianalisis dengan menggunakan instrumen analisis.
Laboratorium Kualitas Udara BMKG memiliki 5 personil dengan 4 instrumen
analisis. Masing-masing instrumen dilengkapi dengan komputer untuk menyimpan
data analisis. Data yang disimpan memuat :
a.
Nama
sampel air hujan;
b.
Tanggal
sampling (sesuai jadwal);
c.
Jumlah
hujan (mm).
|
||||||||||||||||||||
Proses perhitungan |
Setiap data analisis, kemudian
dimasukkan kedalam tabel laporan bulanan dan kemudian dihitung keseimbangan
ion-ionnnya. Perhitungan keseimbangan ion
(ID) dapat dirumuskan sebagai berikut : (WMO,2004)
Ion Difference (%) = 100 x (CE - AE) / (CE + AE)
Keterangan :
AE = Jumlah equivalen ion
negatif (μe
L-1)
CE = Jumlah equivalen ion
positif (μe
L-1)
AE dan CE dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan dibawah ini :
AE =
1000 x [Σ
CAi/(Eq.Wt.) Ai] + [5.1/10(6-pH)]
CAi =
Konsentrasi masing-masing ion negatif dalam satuan mg/L
(Eq.Wt.)Ai
= Berat equivalen
masing-masing ion
5.1/10(6-pH) =
Konsentrasi bikarbonat jika pH air hujan >5.
CE =
1000 x [Σ CCi/(Eq.Wt.) Ci] + [10(6-pH)]
CCi =
Konsentrasi masing –masing ion positif dalam satuan mg/L
(Eq.Wt.)Ci =
Berat equivalen masing-masing ion
10(6-pH) =
Konsentrasi H + dalam satuan μe L-1
|
|||||||||||||||||||
Tabel 6 memuat daftar berat
equivalen dari masing-masing ion yang kemudian digunakan untuk melakukan
perhitungan di atas.
|
||||||||||||||||||||
Kriteria Sampel yang memenuhi syarat |
Adapun kriteria data bahwa
sampel yang dianalisis memenuhi persyaratan ID dapat dilihat pada tabel 7.
Perlu diingat, apabila sampel yang dianalisis tidak memenuhi persyaratan,
maka harus dilakukan analisis ulang,dan jika tetap tidak memenuhi persyaratan
maka sampel tersebut diberi tanda sesuai dengan yang dipersyaratan oleh WMO.
Pada kenyataannnya, sulit mencapai ID apabila sampling air hujan tidak sesuai
dengan tata cara pengambilan air hujan. Oleh sebab itu, laboratorium menyajikan
data sesuai dengan keadaan sampel walau tidak memenuhi ID. Pelaporan tetap
dilakukan, walau tidak menggunakan tanda sesuai .
|
|||||||||||||||||||
Selain perhitungan ID, WMO juga
mensyaratkan perbandingan antara DHL yang diukur di laboratorium dengan
dengan DHL hitung dengan DHL hasil analisis
(EC measured with Calculated EC). Adapun rumus dari perbandingan
tersebut adalah :
|
||||||||||||||||||||
κ = ci Σ • Λi º
Keterangan
κ =
DHL hitung (μS
cm-1 )
ci = konsentrasi ion ( CE dan AE) (mmol L-1),
Λi° = Hantaran masing-masing ion (S cm2 mol-1)
Jadi perhitungan dari κ pada sampel air hujan adalah sebagai
berikut:
κ = 10(3-pH)
.349.7 + c[SO4 2-] x 160.0 + c[NO3-] x 71.4 + c[Cl-] x 76.3 +c[NH4+] x 73.5+c[Na+]x50.1
+ c[K+] x 73.5 + c[Ca2+] x 119.0 + c[Mg2+] x 106.0
Kemudian DHL hitung dibandingkan
dengan DHL hasil analisis sampel air hujan dengan rumus sebagai berikut :
Δ κ(%) = 100 x [(κ - κmeas) / κ meas]
|
||||||||||||||||||||
Setelah data hujan memenuhi 2
kriteria di atas, maka data tersebut dapat digunakan salah satunya sebagai
menghitung massa material yang terdeposit ke bawah permukaan akibat hujan
pada suatu waktu dengan luas area tertentu dengan menggunakan persamaan
(Kusumaningtyas, Suharguniyawan, 2010).
DEPOSISI = VWM x CH
VWM = volume sampel x kons.ion
Keterangan :
Deposisi
:
fluks
deposisi asam sulfat/nitrat (meq/m2/th atau mmol/m2/th)
VWM :
volume
weight mean (rata-rata berat volume)
CH : adalah
curah hujan (mm).
|
||||||||||||||||||||
Contoh tampilan fluks deposisi asam dari ion nitrat dapat dilihat pada
gambar 4 dibawah ini.
|
||||||||||||||||||||
LATIHAN |
||||||||||||||||||||
RANGKUMAN |
||||||||||||||||||||
·
Prinsip pengukuran daya
hantar listrik dan pH suatu larutan adalah dengan melakukan pengukuran secara langsung dengan
alat. Pengukuran DHL dilakukan sebelum pengukuran pH untuk menghindari
kontaminasi garam yang berasala dari elektrode pH.
·
Prinsip pengukuran ion positif dan negatif adalah dengan
mengukur daya hantar listrik larutan setelah melewari kolom dan supresor
dengan menggunakan alat ion kromatograf.
·
Kriteria data data bahwa sampel
yang dianalisis memenuhi persyaratan ion difference (ID), yang telah
dipersyaratkan oleh WMO. Pada kenyataannnya, sulit mencapai ID apabila
sampling air hujan tidak sesuai dengan tata cara pengambilan air hujan. Oleh
sebab itu, laboratorium menyajikan data sesuai dengan keadaan sampel walau
tidak memenuhi ID.
·
Data Kimia Air Hujan dapat digunakan massa material yang
terdeposit ke bawah permukaan akibat hujan pada suatu waktu dengan luas
area/daerah tertentu
|
||||||||||||||||||||
EVALUASI |
||||||||||||||||||||
a.
pH
dan DHL
b.
SO4
2-, Cl- , NO3-
c.
NH4+,
Na+, K+, Mg2+, Ca2+
d.
Br-,
I-, NO2-
Jawaban : D
Diatas adalah kriteria titik pemantauan
deposisi asam untuk :
a.
Urban
site
b.
Rural
Site
c.
Remote
Site
d. Jawaban
a,b dan c benar
Jawaban : B
a.
VWM x CH
b.
1000
. (CE – AE) / (CE + AE)
c.
100
. (CE – AE) / (CE + AE)
d.
1000
. (CE + AE) / (CE - AE)
Jawaban : C
a.
≤ 5
µS cm-1
b.
>
5 ≤ 30 µS cm-1
c.
≤ 5
mS cm-1
d.
>
30 µS cm-1
Jawaban : B
a.
Sel
Konduktivitas
b.
Kromatografi
c.
Elektroda
Glass
d.
Jawaban a,b dan c salah
Jawaban : C
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar