Selasa, 07 Mei 2013

TEKNIK SAMPLING KUALITASS UDARA


46



Bab 1                                              PENDAHULUAN



1.1.      GARIS-GARIS BESAR POKOK PEMBELAJARAN

Latar Belakang

Pengambilan sampel parameter kualitas udara memerlukan teknik khusus. Teknik sampling harus dilakukan secara cermat dimulai dari ketepatan pemilihan lokasi penempatan alat, prosedur sampling, hingga pengiriman sampel.
Jika seluruh prosedur telah diterapkan secara cermat, maka data kualitas udara yang dihasilkan akan akurat dan terpercaya.

Deskripsi Singkat

Mata Diklat ini membahas tentang kriteria penempatan alat sampler kualitas udara dan teknik sampling kulitasudara. Teknik sampling kualitas udara yang dibahas adalah teknik sampling untuk SPM, Aerosol, Gas SO2/NO2, dan air hujan. Selain itu, tata cara pengiriman sampel parameter tersebut juga dibahas secara komprehensif

Tujuan Pembelajaran

Kompetensi Dasar :
Peserta diharapkan mampu menjelaskan teknik sampling SPM, Aerosol, Gas SO2/NO2, dan air hujan, sertatata cara pengirimannya sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan pengamatan kualitas udara di stasiun masing-masing. Peserta juga diharapkan memahami keterkaitan antara kreteria penempatan alat, teknik sampling, dan tata cara pengiriman sampel dengan kualitas data yang dihasilkan dalam pengamatan kualitas udara
Indikator Keberhasilan :
ü  Peserta mampu mengaplikasikan teknik penempatan peralatan sampling kualitas udara di lapangan
ü  Peserta mampu mengaplikasikan teknik sampling dan tata cara pengiriman sampel SPM, PM-10 dan PM-2,5 (Aerosol )
ü  Peserta mampu mengaplikasikan teknik sampling dan tata cara pengiriman sampel Air Hujan
ü  Peserta mampu mengaplikasikan teknik sampling dan tata cara pengiriman sampel passive gas sampler
ü  Peserta mampu mengaplikasikan teknik sampling dan tata cara pengiriman ozone permukaan.

Materi Pokok dan  Sub Materi Pokok

Kriteria penempatan alat sampler kualitas udara
Teknik sampling dan tata cara pengiriman sampel SPM, PM-10 dan PM-2,5 (aerosol)
ü  Fungsi dan prinsip kerja alat hv sampler
ü  Cara pemasangan filter dan cara sampling spm
ü  Cara pengambilan filter spm
ü  Cara pengiriman sampel spm
ü  Cara Pemasangan Filter dan Cara Sampling Aerosol
ü  Cara Pengambilan Filter Aerosol
ü  Cara Pengiriman Sampel Aerosol
Teknik sampling dan tata cara pengiriman sampel Air Hujan
ü  Cara Pengambilan Sampel Air Hujan dari Instrumen ARWS
ü  Cara Pengambilan Sampel Air Hujan dari Instrumen AWPCS
ü  Cara Pengiriman Sampel
Teknik sampling dan tata cara pengiriman passive gas sampler
ü  Passive Gas Sampler
ü  Persiapan Sampling Passive Gas Sampler SO2 Dan NO2
ü  Cara Sampling Gas SO2 dan NO2
ü  Cara Pengiriman Passive Gas Sampler
Teknik sampling dan tata cara pengiriman data ozone permukaan.



Bab 2                                              Kriteria penempatan PERALATAN SAMPLING kualitas udara



Indikator
Keberhasilan
Peserta mampu mengaplikasikan teknik penempatan peralatan sampling kualitas udara di lapangan.

2.1.      KRITERIA PENEMPATAN PERALATAN SAMPLING KUALITAS UDARA

Kriteria Umum

Penempatan sampler merupakan satu hal yang sangat fundamental dan sangat bergantung pada pemilihan lokasi. Karena lokasi stasiun anggota jaringan kualitas udara nasional BMKG dianggap sudah sesuai dengan panduan dari WMO, maka penempatan sampler yang harus lebih diperhatikan. Setiap sampler, baik HV Sampler, ARWS/AWPCS, maupun sampler parameter lainnya, harus memenuhi kriteria yang spesifik yaitu tidak boleh terlalu dekat dengan objek yang lebih tinggi dari sampler yang dipasang. Jika terdapat objek yang lebih tinggi, baik itu gedung kantor/rumah, pohon, tiang komunikasi, atau tiang anemometer, maka jarak yang ideal minimum adalah sama dengan tinggi objek tersebut atau antara sampler dan objek tinggi minimal memiliki sudut 45º. Sedangkan sudut optimum adalah 30º atau berjarak 2 kali tinggi objek.
Gambar 1. Jarak Ideal Antara Sampler dan Objek Tinggi (WMO, 2004)
Hal fundamental di atas akan sangat mempengaruhi kualitas sampel yang didapat sehingga data dan informasi kualitas udara bersifat lebih kredibel dan akurat. Hal utama lainnya yang akan dibahas dalam modul ini adalah Metode Teknik Sampling dan Pengiriman Sampel Kualitas Udara.

Daerah Pedesaan (Rural)

(substansi diisi oleh tim teknis)

Daerah Perkotaan (Urban)

(substansi diisi oleh tim teknis)

Daerah Terpencil (Remote Area)

(substansi diisi oleh tim teknis)

LATIHAN



RANGKUMAN



Penempatan sampler merupakan satu hal yang sangat fundamental dan sangat bergantung pada pemilihan lokasi. Lokasi stasiun anggota jaringan kualitas udara nasional BMKG dianggap sudah sesuai dengan panduan dari WMO, dengan memperhatikan tempat dengan jarak dan sudut objek.

EVALUASI



UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT





Bab 3                                              teknik sampling dan pengiriman SPM, PM-10 dan PM-2,5 (AEROSOL)



Indikator
Keberhasilan
Peserta mampu menjelaskan & mengaplikasikan teknik sampling dan tata cara pengiriman sampel SPM.

3.1.      TEKNIK SAMPLING SPM(HV SAMPLER)

 

Secara khusus, partikel polutan dapat di-sampling menurut jenis ukuran diameter tertentu antara lain SPM, PM-10, dan Aerosol. SPM merupakan partikel polutan yang berukuran hingga 100 µm, PM 10 merupakan partikel polutan yang berukuran lebih kecil dari 10 µm, dan Aerosol merupakan gabungan fase cair dengan fase gas atau padat dari partikel polutan yang berukuran lebih kecil dari 2,5 µm.
Sampling untuk SPM menggunakan peralatan High Volume (HV) Sampler, sedangkan PM-10 menggunakan peralatan Beta Attenuation Monitor (BAM), serta Aerosol menggunakan peralatan Aerosol Low Volume Sampler.

Acuan Pedoman Metoda Teknik Sampling SPM

Metode teknik sampling SPM dilakukan dengan mengacu pada 2 pedoman, yaitu Australian Standard: Air Pollution Measurement Manual, A Practical Guide To Sampling and Analysis No. 2724.3-1984 dan ASTM No. D 4096-91 (2003): Standard Test Method for Determination of Total Suspended Particulate Matter in the Atmosphere (High–Volume Sampler Method).

Fungsi dan Prinsip KerjaAlat High–Volume (HV) Sampler

Alat High–Volume (HV) Sampler yang dioperasikan oleh stasiun pemantau kualitas udara BMKG mempunyai fungsi dan prinsip kerja sebagai berikut:
1.       HV Sampler berfungsi sebagai penghisap udara yang akan menentukan konsentrasi SPM di udara ambien. HV Sampler dioperasikan setiap 6 hari sekali sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2.       Udara yang terhisap akan melalui sebuah filter yang terbuat dari glassfiber yang berukuran 8x10 inch, sehingga SPM di udara ambien akan tersaring pada filter tersebut.
3.       Volume udara yang terhisap akan dapat diketahui dengan menghitung selisih flowrate awal dan akhir.
4.       Pengoperasian HV Sampler dilakukan selama 24 jam.
Gambar 2. Diagram HV Sampler(ASTM No. D 4096-91, 2003)
Pada Gambar 2 di atas, diperlihatkan diagram HV Sampler dan skema prinsip kerja dari HV Sampler secara lengkap dan jelas.
Hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh stasiun pemantau kualitas udara, khususnya yang mengoperasikan HV Sampler, bahwa filter glassfiber yang dibeli untuk persediaan (stok) selama 1 tahun sampling harus dipastikan telah tertimbang. Hal ini ditandai dengan terteranya angka bobot di pojok kanan atas pada masing-masing filter. Jika vendor penjual filter glassfiber tidak memiliki timbangan analitik untuk menimbang bobot filter, segera konsultasikan ke Laboratorium Kualitas Udara BMKG di Jakarta. Permintaan jasa penimbangan dan biayanya disarankan menjadi beban vendor penjual filter, sehingga harga pembelian filter glassfiber sudah termasuk biaya penimbangan dan biaya pengiriman.

Tata Cara Pemasangan Filter

Pemasangan filter glassfiber pada HV Sampler harus dilakukan dengan hati-hati karena filter tersebut mudah sobek. Prinsip ketelitian sewaktu pemasangan dan pengangkatan filter harus diterapkan dengan ketat, antara lain dengan memastikan pengamat sudah memakai sarung tangan atau pelindung untuk menghindari kontaminasi yang akan mempengaruhi bobot filter sewaktu ditimbang kembali setelah selesai di-sampling.
Berikut ini adalah langkah-langkah tata cara pemasangan filter glassfiber pada HV sampler:
1.       Periksa jadwal tetap sampling SPM yang telah dikirimkan dari Kantor Pusat BMKG.
2.       Periksa filter yang akan dipasang, pastikan filter tidak sobek atau tidak berlubang.
3.       Catat bobot filter yang terdapat di pojok kanan atas filter (gram).
4.       Periksa tegangan listrik dan pastikan aliran listrik pada kondisi menyala.
5.       Periksa dan pastikan power switch HV Sampler berada pada posisi OFF (motor dalam kondisi tidak menyala).
6.       Angkat atap HV Sampler dan longgarkan 4 sekrup di sisi-sisi penahan filter lalu angkat penahan filter tersebut.
7.       Pastikan tangan Anda bebas dari kontaminasi.
8.       Pasang filter pada rak atau penampangnya dengan posisi tulisan angka bobot filter menghadap ke bawah agar angkanya tidak tertutup oleh debu SPM. Kemudian pasang kembali penahan filter dan sekrup penahan. Pastikan kekencangan sekrup penahan secara proporsional untuk mengjindari kebocoran udara.
9.       Tutup Kembali atap HV Sampler.
10.   Geser atau tekan power switch HV Sampler ke posisi ON. Sampling SPM dimulai.
11.   Catat tanggal, waktu pemasangan, dan angka  Hour Counter jika automatic timer dan Hour Counter masih berfungsi.
12.   Selesai, dan biarkan HV Sampler menyala selama 24 jam.

Gambar 3. High Volume Sampler

Tata Cara Pengambilan Filter

Pengambilan filter glassfiber dari HV Sampler dilakukan setelah sampling berlangsung selama 24 jam ketika motor dalam keadaan mati secara otomatis (jika automatic timer dan Hour Counter masih berrfungsi) atau dimatikan secara manual. Berikut ini adalah langkah-langkah tata cara pengambilan filter glassfiber dari HV Sampler:
1.       Pastikan sampling telah berlangsung selama 24 jam. Cek catatan jam waktu pemasangan filter untuk verifikasi. HV Sampler akan mati secara otomatis jika automatic timer dan Hour Counter masih berfungsi dengan baik. Atau,
2.       Jika automatic timer sudah rusak maka matikan HV Sampler secara manual. Geser atau tekan power switch HV Sampler ke posisi OFF.
3.       Catat waktu akhir sampling SPM.
4.       Catat pembacaan flow rate akhir sampling SPM.
5.       Angkat bagian atap HV Sampler dan buka sekrup penahan filter dan angkat penahan filter.
6.       Angkat filter, lipat menjadi 2 (dua) dengan permukaan yang berdebu/hitam berada disebelah dalam, dan masukkan ke amplop pengiriman. Pasang kembali penahan filter dan tutup kembali atap HV Sampler.
7.       Selesai.

Tata Cara Pengiriman Filter

Pengiriman sampel SPM ke Laboratorium Kualitas Udara BMKG di Jakarta harus dilakukan secepatnya demi kecepatan proses analisis dan proses penyampaian informasi kepada masyarakat Indonesia. Sampel-sampel SPM yang akan dikirim harus dilengkapi dengan beberapa catatan penting seperti jam operasi, flowrate, bobot awal filter, dan kejadian-siang pakkejadian khusus sewaktu sampling dilaksanakan seperti pembakaran sampah, pekerjaan bangunan, kebakaran hutan, matinya motor HV Sampler, atau mati listrik.
Berikut adalah langkah-langkah tata cara pengiriman filter glassfiber yang telah disampling (filter SPM):
1.       Masukan filter yang telah disampling ke dalam amplop tebal yang terpisah.
2.       Masukkan surat ke dalam amplop pengiriman. Surat tersebut harus berisi catatan penting seperti di bawah ini:
Nama Stasiun          : .................................................
Tanggal Pasang       :............(DD-MM-YYYY)   Jam:...(hh:mm)WIB/WITA/WIT
Tanggal Angkat       :............(DD-MM-YYYY)   Jam:...(hh:mm)WIB/WITA/WIT
Bobot Filter (awal)   : ................................................. g
                            (salin angka di pojok kanan atas filter)
Flow rate awal        : ................................................. CFM (cubic feet per minute)
Flow rate akhir        : ................................................. CFM (cubic feet per minute)
Hour Counter Awal   : .................................................
Hour Counter Akhir   : .................................................
Kondisi Sampling      :ada pembakaran sampah/pekerjaan bagunan/kebakaran hutan/motor mati/listrik mati
                              (catat lamanya waktu salah satu kejadian tersebut di atas)
Kondisi Cuaca           : Cerah/Berawan/Hujan Ringan/Hujan Deras
Curah Hujan              : ................................................. mm
Nama Pengamat       : .................................................
Gambar 4. Catatan penting dalam pengiriman filter SPM
3.       Masukkan amplop yang berisi filter SPM ke dalam amplop pengiriman.
4.       Kirimkan melalui jasa pos/kurir dan alamatkan kepada :
Kepala Bidang Informasi Kualitas Udara
U.P. Laboratorium Kualitas Udara - BMKG
Gedung Operasional Lama BMKG Lt. 2
Jalan Angkasa I No. 2 Kemayoran - Jakarta 10720

5.       Selesai.

3.2.      TEKNIK SAMPLING PM-10 (BETA ATTENUATION MONITOR/BAM)

 

Partikel PM-10 disampling dan dianalisis secara otomatis dan kontinyu selama 24 jam dalam interval 15 menit sekali oleh instrumen BAM (Beta Attenuation Monitor). Data konsentrasi polutan PM-10 disimpan dalam recorder (data logger) yang dapat di-download. Berikut adalah tata cara pengambilan data (download dari instrumen BAM).

Tata Cara Pengambilan Data

Partikel PM-10 disampling dan dianalisis secara otomatis dan kontinyu selama 24 jam dalam interval 15 menit sekali oleh instrumen BAM (Beta Attenuation Monitor). Data konsentrasi polutan PM-10 disimpan dalam recorder (data logger) yang dapat di-download. Berikut adalah tata cara pengambilan data (download dari instrumen BAM.
1.       Buat file penampung data yang akan didownload dari BAM.
File-nya berupa file text. Beri nama file tersebut dengan format YYYY-MM-DD (Tahun-Bulan-Tanggal).

Contoh : 2009-04-22.txt

2.       Buka Terminal dengan cara meng-klik icon bam Download pada layar komputer (tampilan seperti di bawah):

3.       Atur sedemikian rupa sehingga BAM akan men-transfer datanya ke file yang telah dibuat tadi.  Caranya dengan meng-klik : Transfer >> Capture Text, akan muncul tampilan seperti di bawah ini:

Klik Browse dan pilih file yang telah dibuat tadi. Setelah itu klik start.



4.       Untuk memastikan kita memilih menu yang benar, tekan enter sebanyak 2 atau 3 kali sampai muncul tanda asterik (*) lalu tekan tekan h dan ENTER sehingga di layar akan muncul tampilan seperti di bawah ini








5.       Untuk men-download / mengambil data dari hari terakhir didownload pilih / tekan 3.
BAM akan langsung membaca sekaligus mengirimkan data semua dari tanggal terakhir kita mendownload data sebelumnya.
Tunggu sampai BAM selesai melakukan download/transfer data, yang ditandai dengan munculnya tanda asterik (*).

6.       Data terakhir telah selesai di-download. Selanjutnya hentikan transfer data dengan meng-klik Transfer >> Capture Text  >> Stop









7.       Data PM-10 siap dikirimkan ke petugas Website KU
8.       SELESAI.

Penggantian Filter Tape BAM

1.       Dalam jangka waktu 2 bulan, instrumen BAM memerlukan penggantian filter tape untuk sampling partikel PM-10. Berikut adalah tata cara penggantian filter tape tersebut:
2.       Jika nozzle BAM menempel pada pita filter yang akan diganti, maka matikan instrumen BAM 1020, tekan tombol switch yang terletak di belakang instrumen ke posisi off.
3.       Bersihkan nozzle BAM, usap bagian bawah nozzle BAM dengan cotton-bud atau tisu halus.
4.       Setelah beberapa saat, nyalakan kembali instrumen BAM1020, tekan tombol switch yang terletak di belakang instrumen ke posisi on.
5.       Angkat penjepit pita filter dan geser penahannya supaya penjepit tersebut tidak menempel pada pita filter.
6.       Buka penahan penampang pita filter sebelah kiri dan kanan, longgarkan thumbscrew penahannya.
7.       Cabut pita filter yang telah terpakai dan gulung, kemudian simpan dengan rapi.
8.       Pasang pita filter yang baru pada penampang filter sebelah kanan.
9.       Ikuti alur pemasangan dengan tepat, supaya pita filter terpasang sempurna.
10.   Tempelkan ujung pita filter yang baru pada selongsong pita filter yang telah habis lalu gulung 1 putaran, dan pasang pada penampang pita filter sebelah kiri.
11.   Pasang kembali penahan penampang pita filter, kencangkan thumbscrew penahannya.
12.   Tekan tanda panah Tension di layar instrumen BAM 1020, untuk mengencangkan pita filter yang telah terpasang.
13.   Tekan tanda panah Test di layar instrumen BAM 1020, untuk menge-tes apakah pita filter telah terpasang sempurna.
14.   Tekan tanda panah Exit di layar instrumen BAM 1020, untuk mengembalikan instrumen BAM 1020 pada keadaan Sampling.
15.   Beri tanda check pada langkah-langkah di atas untuk memastikan SOP Penggantian Filter telah dilakukan dengan sempurna.
16.   Selesai.

3.3.      METODE TEKNIK SAMPLING DAN PENGIRIMAN SAMPEL AEROSOL

Prinsip Kerja Alat Aerosol Sampler
Alat Aerosol Sampler yang dioperasikan oleh stasiun pemantau kualitas udara BMKG mempunyai fungsi dan prinsip kerja sebagai berikut:
1.       Aerosol Sampler berfungsi sebagai penghisap udara yang akan menentukan konsentrasi aerosol di udara ambien. Aerosol Sampler dioperasikan setiap 6 hari sekali sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2.       Udara yang terhisap akan melalui sebuah membrane filter yang terbuat dari teflon yang berdiameter 47 mm, sehingga Aerosol di udara ambien akan tersaring pada filter tersebut.
3.       Volume udara yang terhisap akan dapat diketahui dengan menghitung selisih flowrate awal dan akhir.
4.       Pengoperasian aerosol sampler dilakukan selama 24 jam.

Diagram dan Skema Alat Aerosol Sampler

Pada gambar di bawah ini diperlihatkan diagram dan skema prinsip kerja dari Aerosol Sampler secara lengkap dan jelas.
Gambar 5. Skema dan Prinsip Kerja Aerosol Sampler

 

Hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh stasiun pemantau kualitas udara, khususnya yang mengoperasikan aerosol sampler, bahwa filter aerosol yang akan di-sampling harus dipastikan telah tertimbang. Penimbangan bobot awal filter aerosol sangat penting karena bobot awal filter akan dilibatkan dalam pinsip perhitungan konsentrasinya.

Tata Cara Pemasangan Filter dan Sampling Aerosol

Pemasangan filter aerosol pada aerosol sampler harus dilakukan dengan hati-hati karena filter tersebut mudah terkontaminasi. Prinsip ketelitian sewaktu pemasangan dan pengangkatan filter harus diterapkan dengan ketat, antara lain dengan memastikan pengamat sudah memakai sarung tangan atau pelindung untuk menghindari kontaminasi yang akan mempengaruhi bobot filter sewaktu ditimbang kembali setelah selesai di-sampling.
Berikut ini adalah langkah-langkah tata cara pemasangan filter aerosol pada aerosol sampler:
1.        Periksa jadwal tetap sampling aerosol yang telah dikirimkan dari Kantor Pusat BMKG.
2.        Periksa filter yang akan dipasang, pastikan filter tidak cacat.
3.        Masukkan filter aerosol ke dalam filter holder. Gunakan sarung tangan untuk menghindari kontaminasi pada filter aerosol.
4.        Catat bobot filter yang terdapat pada label plastic bag (gram).
5.        Catat tanggal, waktu pemasangan, dan flowrate awal sebelum motor menyala.
6.        Periksa tegangan listrik dan pastikan aliran listrik pada kondisi menyala.
7.        Periksa dan pastikan power switch aerosol sampler berada pada posisi OFF (motor dalam kondisi tidak menyala).
Gambar 6. Motor dan flowrate counter pada aerosol sampler
8.        Pasang filter holder pada sambungan pipa-nya.
Gambar 7. Filter Holder yang telah terpasang
9.        Tekan power switch aerosol sampler ke posisi ON. Sampling aerosol dimulai.
10.    Selesai, dan biarkan aerosol sampler menyala selama 24 jam.

Tata Cara Pengambilan Filter Aerosol

Pengambilan filter aerosol dari aerosol sampler dilakukan setelah sampling berlangsung selama 24 jam. Berikut ini adalah langkah-langkah tata cara pengambilan filter aerosol dari aerosol sampler:
1.           Pastikan sampling telah berlangsung selama 24 jam. Cek catatan jam waktu pemasangan filter untuk verifikasi.
2.           tekan power switch aerosol sampler ke posisi OFF.
3.           Catat waktu akhir sampling aerosol.
4.           Catat pembacaan flow rate akhir sampling aerosol.
5.           Lepaskan filter holder dari sambungan pipa.
6.           Buka filter holder dan ambil filter aerosol dengan teliti, jangan sampai tersentuh tangan atau benda lain yang dapat mengakibatkan kontaminasi. Masukkan filter aerosol ke dalam plastic bag.
7.           Selesai.

Tata Cara Pengiriman Filter Aerosol

Pengiriman sampel aerosol ke Laboratorium Kualitas Udara BMKG di Jakarta harus dilakukan secepatnya demi kecepatan proses analisis dan proses penyampaian informasi kepada masyarakat Indonesia. Sampel-sampel aerosol yang akan dikirim harus dilengkapi dengan beberapa catatan penting seperti jam operasi, flowrate, bobot awal filter, dan kejadian-kejadian khusus sewaktu sampling dilaksanakan seperti pembakaran sampah, pekerjaan bangunan, kebakaran hutan, matinya motor Sampler, atau mati listrik.
Berikut adalah langkah-langkah tata cara pengiriman filter aerosol yang telah disampling:
1.    Masukan filter yang telah disampling ke dalam amplop tebal yang terpisah.
2.    Masukkan surat ke dalam amplop pengiriman. Surat tersebut harus berisi catatan penting seperti di bawah ini:


Nama Stasiun       : .................................................
Tanggal Pasang    : ............(DD-MM-YYYY)   Jam: ... (hh:mm) WIB/WITA/WIT
Tanggal Angkat    : ............(DD-MM-YYYY)   Jam: ... (hh:mm) WIB/WITA/WIT
Kondisi Sampling   : ada pembakaran sampah/pekerjaan bagunan/kebakaran hutan/motor mati/listrik mati
(catat lamanya waktu salah satu kejadian tersebut di atas)
Kondisi Cuaca       : Cerah/Berawan/Hujan Ringan/Hujan Deras
Curah Hujan         : ................................................. mm
Nama Pengamat    : .................................................

 

3.    Masukkan amplop yang berisi filter aerosol ke dalam amplop pengiriman.
4.    Kirimkan melalui jasa pos/kurir dan alamatkan kepada :
Kepala Bidang Informasi Kualitas Udara
U.P. Laboratorium Kualitas Udara - BMKG
Gedung Operasional Lama BMKG Lt. 2
Jalan Angkasa I No. 2 Kemayoran - Jakarta 10720
5.    Selesai.

LATIHAN



RANGKUMAN


·         Pemantauan kualitas udara BMKG umumnya dilakukan dengan cara sampling partikel polutan tersuspensi (SPM: Suspended Particulate Matter) dan sampling air hujan. Peralatan sampling tersebut adalah High Volume (HV) Sampler untuk sampling SPM, dan Automatic Rainwater Sampler untuk sampling air hujan
·         Teknik sampling SPM dilakukan dengan mengacu pada 2 pedoman, yaitu Australian Standard: Air Pollution Measurement Manual, A Practical Guide To Sampling and Analysis No. 2724.3-1984 dan ASTM No. D 4096-91 (2003): Standard Test Method for Determination of Total Suspended Particulate Matter in the Atmosphere (High–Volume Sampler Method)
·         Aerosol Sampler berfungsi sebagai penghisap udara yang akan menentukan konsentrasi aerosol di udara ambien, Sampel-sampel aerosol yang akan dikirim harus dilengkapi dengan beberapa catatan penting seperti jam operasi, flowrate, bobot awal filter, dan kejadian-kejadian khusus sewaktu sampling dilaksanakan seperti pembakaran sampah, pekerjaan bangunan, kebakaran hutan, matinya motor Sampler, atau mati listrik.

EVALUASI



UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT






Bab 4                                              teknik sampling dan pengiriman sampel Air Hujan



Indikator
Keberhasilan
Peserta mampu menjelaskan & mengaplikasikan teknik sampling dan tata cara pengiriman sampel Air Hujan.

4.1.      CARA PENGAMBILAN SAMPEL AIR HUJAN DARI INSTRUMEN ARWS

Sekilas Tentang ARWS & AWPCS

Instrumen automatic rainwater sampler (ARWS) maupun automated wet-only precipitation chemistry sampler (AWPCS) berfungsi untuk menampung air hujan sedemikian rupa sehingga air yang ditampung tidak terkontaminasi ataupun menguap. Pada ARWS, bila hujan turun maka sensor pada instrumen menjadi basah dan secara otomatis akan menghidupkan motor penggerak untuk memindahkan penutup dari Wet Container ke Dry Container. Bila hujan selesai, beberapa menit kemudian sensor akan kering dan secara otomatis akan menhidupkan motor penggerak memindahkan penutup dari Dry Container ke Wet Container. Sedangkan pada AWPCS, bila hujan turun akan menggerakan tipping bucket yang kemudian akan terbaca oleh sensor instrumen AWPCS sebagai sinyal untuk membuka tutup penampang saluran air hujan, dan air hujan akan langsung masuk ke dalam botol penampung. Ketika hujan selesai, maka tipping bucket akan berhenti bergerak yang kemudian akan terbaca oleh sensor instrumen AWPCS sebagai sinyal untuk menutup penampang saluran air hujan.
Motor penggerak pada instrumen di atas tentu saja memerlukan catu daya listrik pada tegangan tertentu. Dengan demikian, aliran listrik harus selalu menyala supaya air hujan dapat tertampung pada instrumen sampler tersebut.

Tata Cara Pengambilan Sampel Air Hujan dari ARWS

Berikut ini adalah tata cara pengambilan sampel air hujan dari instrumen automatic rainwater sampler (ARWS):
Gambar 8. Instrumen Automatic Rainwater Sampler (ARWS)
1.       Lihat jadwal sampling. Sesuaikan waktu pengambilan sampel air hujan dengan jadwal sampling yang dikirim dari kantor pusat.
2.       Siapkan botol plastik 100 mL yang dikirim dari kantor pusat BMKG.
3.       Pindahkan penutup dari posisi wet container ke posisi dry container secara manual menggunakan saklar.
4.       Ambil container yang berisi air hujan dan goyang agar air hujan menjadi homogen. Ingat, jangan menggunakan pengaduk apapun.
5.       Tuangkan air hujan tersebut langsung dari container ke dalam botol plastik 100 mL. Botol plastik 100 mL jangan dibilas. Ingat, jangan menggunakan alat bantu seperti corong dan jangan pula mencelupkan botol ke dalam container.  Jika air hujan di dalam container masih tersisa, buanglah air hujan tersebut, selanjutnya cucilah ember tersebut dengan air bersih lalu keringkan.
6.       Kembalikan wet container yang sudah bersih ke tempat semula, dan kembalikan penutup secara manual (menggunakan saklar) ke atas wet container.
7.       Selesai, dan sampel air hujan siap dikirim ke Laboratorium Kualitas Udara – BMKG di Jakarta.

4.2.      CARA PENGAMBILAN SAMPEL AIR HUJAN DARI INSTRUMEN AWPCS

Tata Cara Pengambilan Sampel Air Hujan Dari AWPCS

Berikut ini adalah tata cara pengambilan sampel air hujan dari instrumen automated wet-only precipitation chemistry sampler (AWPCS):
1.       Lihat jadwal sampling. Sesuaikan waktu pengambilan sampel air hujan dengan jadwal sampling yang dikirim dari kantor pusat.
2.       Siapkan botol plastik 100 mL yang dikirim dari kantor pusat BMKG.
Gambar 9. Instrumen Automated Wet-only Precipitation Chemistry Sampler (AWPCS)
3.       Buka cabinet botol penampung air hujan instrumen AWPCS.
4.       Lepaskan botol penampung dari penutup dan selangnya.
5.       Tuangkan air hujan tersebut langsung dari botol penampung ke dalam botol plastik 100 mL. Ingat, botol plastik 100 mL jangan dibilas dan jangan menggunakan alat bantu seperti corong. Buang air hujan yang tersisa.
6.       Cuci saluran penampung air hujan dengan air bebas ion (DI water) sebanyak 100 mL, ulangi hingga 2 kali pencucian.
7.       Kembalikan botol penampung yang sudah bersih ke tempat semula.
8.       Selesai, dan sampel air hujan siap dikirim ke Laboratorium Kualitas Udara – BMKG di Jakarta.

4.3.      CARA PENGIRIMAN SAMPEL

Tata Cara Pengiriman Sampel Air Hujan

Kirimkan segera air hujan yang telah di-sampling ke Laboratorium Kualitas Udara-BMKG, termasuk semua sampel air hujan yang bervolume kurang dari 50 mL (setengah botol). Sampel yang bervolume sedikit dapat diencerkan 2 - 10 kali untuk dianalisis lebih lanjut. Berikut adalah tata cara pengiriman sampel air hujan:
1.       Dalam setiap pengiriman botol sampel air hujan ke Laboratorium Kualitas Udara – BMKG sertakan data-data pendukung seperti berikut:



Nama Stasiun                               : ……………………………….
Periode Sampling / Minggu ke        : ………………/.…………….
Bulan / Tahun                               : ………………/.…………….
Jumlah mm dari penakar hujan obs.   : ……………………………….
Kondisi Sampling                           : ada pembakaran sampah/pekerjaan bagunan/ kebakaran hutan
(catat lamanya waktu kejadian tersebut di atas)
Nama Pengamat                           : ……………………………….

2.       Kirimkan botol air hujan beserta data pendukung tersebut ke:

Kepala Bidang Informasi Kualitas Udara
U.P. Laboratorium Kualitas Udara - BMKG
Gedung Operasional Lama BMKG Lt. 2
Jalan Angkasa I No. 2 Kemayoran - Jakarta 10720

3.       Selesai.

LATIHAN



RANGKUMAN


·         Teknik sampling kimia air hujan dilakukan dengan mengacu kepada World Meteorological Organization dengan menggunakan Instrumen automatic rainwater sampler (ARWS) maupun automated wet-only precipitation chemistry sampler (AWPCS) berfungsi untuk menampung air hujan sedemikian rupa sehingga air yang ditampung tidak terkontaminasi ataupun menguap.

EVALUASI



UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT







Bab 5                                              Metode teknik sampling dan pengiriman passive gas sampler



Indikator
Keberhasilan
Peserta mampu menjelaskan & mengaplikasikan teknik sampling dan tata cara pengiriman sampel passive gas sampler.

5.1.      PASSIVE GAS SAMPLER

Definisi

Passive gas sampler digunakan oleh BMKG untuk sampling parameter gas SO2 dan NO2 di beberapa lokasi pemantauan kualitas udara, diantaranya di GAW Bukit Kototabang, Jakarta, dan Siantan-Pontianak. Pemantauan gas SO2 dan NO2 sebenarnya dapat dilakukan dengan beberapa metode yang telah direkomendasikan oleh WMO, diantaranya Automatic Realtime SO2 & NO2 Gas Analyzer, Impinger, dan Passive Gas Sampler.

“FERM” Passive Gas Sampler

Berikut ini adalah contoh gambar skema instalasi salah satu passive gas sampler, yaitu “FERM” Passive Gas Sampler.
Gambar 10. Skema Instalasi Model Passive Gas Sampler “FERM” (POWELL, 2007)
Passive gas sampler sangat bermanfaat untuk menyiasati efisiensi anggaran di dalam pemantauan kualitas udara, khususnya terhadap parameter gas SO2 dan NO2. Selain mudah untuk dipasang dimana saja yang ingin dipantau konsentrasi gas SO2 dan NO2-nya, passive gas sampler tidak mengandung komponen elektronik dan tidak mudah rusak sehingga akan menunjang kelangsungan pemantauan kualitas udara secara reguler.

“Ogawa” Passive Gas Sampler

Selain “FERM” Passive Gas Sampler, BMKG juga menggunakan “Ogawa” Passive Gas Sampler. Kedua Passive Gas Sampler ini mempunyai prinsip kerja dan metode yang sama, hanya sistem perhitungan analisis-nya saja yang berbeda karena kedua passive gas sampler ini mempunyai dimensi ukuran filter dan ukuran cartridge yang berbeda. Berikut ini adalah skema instalasi “Ogawa” Passive Gas Sampler.
Gambar 11. Skema Instalasi Model Passive Gas Sampler “Ogawa” (Yokohama City Research Institute of Environmental Science, 1997)
Pasive gas sampler juga telah terbukti secara ilmiah mempunyai kinerja dan sensitivitas yang tidak jauh berbeda dengan metode Automatic Realtime SO2 & NO2 Gas Analyzer. Berikut ini adalah hasil pengkajian mengenai uji banding metode passive gas sampler “Ogawa” dengan automatic realtime SO2 & NO2 gas monitor/analyzer.
Gambar 12. Uji Banding antara Ogawa Passive Gas Sampler & Automatic Realtime Monitor (Yokohama City Research Institute of Environmental Science, 1997)

5.2.      PERSIAPAN SAMPLING PASSIVE GAS SAMPLER SO2 DAN NO2

Langkah Kerja untuk “FERM” Passive Gas Sampler

Sebelum sampling SO2 dan NO2 dilaksanakan, terdapat beberapa hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu, antara lain pencucian sampler cartridge, filter, filter cap, dan stainless steel mesh, dan juga pembuatan larutan kimia penyerap gas. Berikut ini adalah langkah kerja yang dilakukan untuk “FERM” passive gas sampler yang sampai saat ini masih digunakan oleh BMKG, yaitu :
1.       Pembuatan dan Pemberian Larutan Penyerap Gas SO2 dan NO2
2.       Tata Cara Sampling Gas SO2 dan NO2


Pembuatan dan Pemberian Larutan Penyerap Gas SO2 dan NO2

Berikut ini adalah langkah-lanngkah tata cara pembuatan dan pemberian larutan penyerap gas SO2 dan NO2 pada filter Whatman:
1.       Pembuatan Larutan Penyerap Gas SO2
-          Timbang 0,5 gram NaOH (Natrium Hidroksida p.a.) dengan timbangan analitik.
-          Masukkan NaOH ke dalam labu takar 50 mL dan tambahkan sedikit air bebas ion “milli-Q”, kemudian kocok perlahan hingga NaOH larut. Setelah semua NaOH larut, tambahkan cairan Metanol dengan teliti hingga mencapai garis 50 mL (tepatkan dengan menggunakan pipet).
2.       Pembuatan Larutan Penyerap Gas NO2
-          Timbang 0,44 gram NaOH (Natrium Hidroksida p.a.) dengan timbangan analitik.
-          Timbang 3,95 gram NaI (Natrium Iodida p.a.) dengan timbangan analitik.
-          Masukkan NaOH kedalam labu takar 50 mL, tambahkan sedikit air bebas ion “milli-Q” dan kocok perlahan hingga NaOH larut. Kemudian masukkan NaI dan tambahkan metanol dengan teliti hingga mencapai garis 50 mL (tepatkan dengan menggunakan pipet).
3.       Pemberian Larutan Penyerap Gas SO2 pada Filter Whatman
-          Siapkan 2 buah pinset yang sudah dicuci dengan air bebas ion “milli-Q”, dan  keringkan dengan  tissue.
-          Gunakan sarung tangan karet.
-          Siapkan meja yang telah dilapisi plastik besar dan bersih untuk alas filter yang akan diisi larutan penyerap gas SO2.
-          Pasang filter penyaring dan stainless steel mesh pada Snap-On bawah.
-          Pasang filter Whatman pada tutup Snap-On Atas yang bertulisan SO2.
-          Pasang ring plastik pada tutup Snap-On Atas yang telah diberi filter Whatman, lalu teteskan 50 µL larutan penyerap gas SO2 pada filter Whatman.
-          Pasang kedua Snap-On Atas dan Bawah pada body cartridge-passive sampler, tekan hingga bunyi “klik” terdengar.
-          Masukkan passive sampler SO2 yang telah siap sampling ke dalam tabung dan ditutup rapat.
-          Selesai, dan simpan di tempat yang disediakan untuk tabung SO2.
4.       Pemberian Larutan Penyerap Gas NO2 pada Filter Whatman
-          Siapkan 2 buah pinset yang sudah dicuci dengan air bebas ion “milli-Q”, dan  keringkan dengan  tissue.
-          Gunakan sarung tangan karet.
-          Siapkan meja yang telah dilapisi plastik besar dan bersih untuk alas filter yang akan diisi larutan penyerap gas NO2.
-          Pasang filter penyaring dan stainless steel mesh pada Snap-On bawah.
-          Pasang filter Whatman pada tutup Snap-On Atas yang bertulisan NO2.
-          Pasang ring plastik pada tutup Snap-On Atas yang telah diberi filter Whatman, lalu teteskan 50 µL larutan penyerap gas NO2 pada filter Whatman.
-          Pasang kedua Snap-On Atas dan Bawah pada body cartridge-passive sampler, tekan hingga bunyi “klik” terdengar.
-          Masukkan passive sampler NO2 yang telah siap sampling ke dalam tabung dan ditutup rapat.
-          Selesai, dan simpan di tempat yang disediakan untuk tabung NO2.

5.3.      TATA CARA SAMPLING GAS SO2 DAN NO2

Tata Cara Sampling Gas SO2 dan NO2

Sampling dilakukan selama 24 jam atau satu minggu, sesuai dengan jadwal yang berlaku. Berikut ini adalah tata cara sampling untuk gas SO2 dan NO2 dengan metode “FERM” passive gas sampler:
1.       Keluarkan snap dari tabung, pasang pada alat penyangga ditempat pengambilan sampel NO2 dan SO2, atau ditempelkan dengan cara diberi lem pada bagian luar snap.
2.       Posisi saringan menghadap kebawah, jadi snap yang bertulisan SO2 atau NO2 dibagian atas (yang ditempelkan).
3.       Siapkan label , catat tanggal dan jam pemasangan serta pengangkatan, sesuaikan dengan jadwal operasi yang telah ditentukan.
4.       Tempelkan pada tabung
5.       Pada saat pengangkatan masukkan kembali snap-snap sesuai dengan label yang tertera kedalam tabung.

5.4.      CARA PENGIRIMAN PASSIVE GAS SAMPLER

Tata Cara Pengiriman Filter GlassfiberFilter Pasif SO2 dan NO2

Berikut adalah langkah-langkah tata cara pengiriman filter glassfiber yang telah disampling (filter pasif SO2 dan NO2):
1.       Masukan filter yang telah disampling ke dalam amplop tebal yang terpisah.
2.       Masukkan surat ke dalam amplop pengiriman. Surat tersebut harus berisi catatan penting seperti di bawah ini:


Nama Stasiun       : .................................................
Tanggal Pasang    : ............(DD-MM-YYYY)   Jam: ... (hh:mm) WIB/WITA/WIT
Tanggal Angkat    : ............(DD-MM-YYYY)   Jam: ... (hh:mm) WIB/WITA/WIT
Kondisi Sampling   : ada pembakaran sampah/pekerjaan bagunan/kebakaran hutan/motor mati/listrik mati
(catat lamanya waktu salah satu kejadian tersebut di atas)
Kondisi Cuaca       : Cerah/Berawan/Hujan Ringan/Hujan Deras
Curah Hujan         : ................................................. mm
Nama Pengamat   : .................................................

3.       Masukkan amplop yang berisi filter pasif SO2 dan NO2 ke dalam amplop pengiriman.
4.       Kirimkan melalui jasa pos/kurir dan alamatkan kepada :

Kepala Bidang Informasi Kualitas Udara
U.P. Laboratorium Kualitas Udara - BMKG
Gedung Operasional Lama BMKG Lt. 2
Jalan Angkasa I No. 2 Kemayoran - Jakarta 10720

5.       Selesai.

LATIHAN



RANGKUMAN


·         Passive gas sampler digunakan oleh BMKG untuk sampling parameter gas SO2 dan NO2 di beberapa lokasi pemantauan kualitas udara, diantaranya di GAW Bukit Kototabang, Jakarta, dan Siantan-Pontianak. Pemantauan gas SO2 dan NO2 sebenarnya dapat dilakukan dengan beberapa metode yang telah direkomendasikan oleh WMO, diantaranya Passive Gas Sampler dengan metode “FERM” Passive Gas Sampler dan Ogawa” Passive Gas Sampler

EVALUASI



UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT






Bab 6                                              teknik sampling ozone permukaan



Indikator
Keberhasilan
Peserta mampu menjelaskan & mengaplikasikan teknik sampling dan tata cara pengiriman ozone permukaan, PM-10, dan gas rumah kaca.

6.1.      METODE TEKNIK SAMPLING DATA OZONPERMUKAAN

Stasiun Pengamatan Ozon

Pengamatan ozone permukaan, PM-10, dan gas rumah kaca (GRK) telah dilakukan oleh BMKG secara realtime dan kontinyu di beberapa stasiun pengamatan kualitas udara. Stasiun yang mempunyai pengamatan realtime terlengkap adalah Stasiun Pemantau Atmosfer Glogal (GAW) Bukit Kototabang dan Stasiun Kualitas Udara Cibeureum-Cisarua, Bogor.  Di Stasiun GAW Bukit Kototabang terdapat instrumen BAM 1020, Ozone Analyzer, SO2 Analyzer, NO2/NOx Analyzer, CO Analyzer, dan CO2 Analyzer. Sedangkan di Cibeureum-Cisarua terdapat instrumen BAM 1020, dan LGR (yaitu instrumen pemantau konsentrasi GRK seperti gas CO2, CH4, dan uap air).
Stasiun yang tidak terlalu lengkap pengamatan realtime-nya adalah BMKG Pusat-Kemayoran, Siantan-Pontianak, dan Balikpapan. Di Siantan-Pontianak dan Balikpapan hanya terdapat 1 instrumen relatime, yaitu BAM 1020 untuk pengamatan konsentrasi PM-10. Sedangkan di BMKG Pusat-Kemayoran hanya terdapat 3 instrumen realtime, yaitu BAM 1020, Ozone Analyzer, dan SO2 Analyzer.

Perawatan dan Penyimpanan Data

Masing-masing peralatan mempunyai metode pemantauan yang berbeda, namun memiliki prinsip penyimpanan data yang sama yaitu realtime, kontinyu, dan mudah untuk di-download. Proses pengambilan data (download) pada setiap instrumen mengacu pada masing-masing operating manual dan dengan software berbeda yang telah di-install oleh produsen-nya.
Hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah kondisi filter udara yang terdapat di saluran inlet. Filter pada inlet instrumen harus diganti minimal 1 kali dalam 1 bulan. Jika filter inlet tidak diganti secara reguler maka data hasil pemantauan menjadi tidak valid. Filter yang terlalu kotor akan mengurangi volume udara yang dihisap sehingga flowrate semakin rendah. Flowrate pada masing-masing instrumen realtime telah di-set pada volume tertentu dan harus selalu stabil.
Pengiriman data dari instrumen-instrumen tersebut dapat dilakukan dengan mudah karena data yang telah di-download dapat dikonversi menjadi file dalam format Microsoft® Excell atau format sejenis. Format file tersebut dapat segera dikirimkan ke Kantor Pusat BMKG melalui jaringan Internet. Pengiriman data yang cepat akan menjamin kecepatan proses updating informasi kualitas udara di website BMKG kepada masyarakat Indonesia.

Cara Pengambilan Data Ozon

Berikut adalah tata cara pengambilan data dari Ozone Analyzer:
1.        Buat file penampung data yang akan didownload dari Ozone, klik ikon pada layar komputer.
File berupa file text. Beri nama file tersebut dengan format OzoneMMMYY.txt; Contoh: OzoneJul10.txt
2.        Program Notepad di atas ditampilkan pada layar computer sbb:

3.        Lihat layar pada instrument Ozone Analyzer; jika kondisi sedang sleep, tekan sembarang tombol Ozone Analyzer hingga layar menyala.
4.        Tekan tombol     2 kali; di layar akan muncul menu.
5.        Tekan tombol sampai pada menu ‘Stored data, lalu tekan tombol
6.        Tekan tombol sampai angka tgl ter-highlight, lalu tekan tombol * hingga angka pada tgl berkedip. Ubah tanggal sesuai dengan data yang akan mulai di-download, tekan tombol // sesuai dengan tanggal yang diinginkan. Lalu tekan tombol
7.        Untuk mengubah angka bulan, tahun, jam, dan menit, lakukan kembali langkah no. 5 di atas.
8.        Setelah langkah no. 5/6 di atas selesai, tekan tombol Menu, lalu tekan tombol Tabular.
9.        Buka HyperTerminal dengan cara meng-klik icon pada layar komputer (tampilan seperti di bawah):


10.    Klik tombol Cancel, lalu akan muncul box seperti di bawah ini, lalu klik tombol yes.
11.    Pada layar komputer akan muncul box seperti di bawah ini, lalu klik tombol OK:
12.    Pada layar komputer akan muncul tampilan sbb:
13.    Pada layar instrumen Ozone Analyzer tekan tombol yang bergambar printer, lalu pada layar komputer akan muncul tampilan sbb:


14.    Blok angka dari mulai tgl paling atas sampai angka konsentrasi ozone paling bawah, lallu tekan Ctrl C pada keyboard untuk meng-copy data.
15.    Pindahkan Windows pada program Notepad, lalu tekan Ctrl V untuk mem-paste data di atas.
16.    Tekan tombol untuk menampilkan dataset berikutnya, lalu lakukan kembali langkah no. 13 dan 14. Begitu seterusnya hingga semua data ozone yang diinginkan ter-download.
17.    Setelah langkah no.13/14/15/16 selesai, buka folder My Document, lalu klik folder Data Ozone. Klik file OZONE_2010.xls dengan tampilan sbb:
18.    Klik sheetUntuk Copy Data, lalu akan muncul tampilan sbb:
19.    klik icon open document pada program Excel, buka folder My Document, lalu klik sub folder Data Ozone cari file .txt yang berisi data ozone, misalnya file OzoneJul10.txt. File .txt akan muncul jika Files of Type di menu Open Document tersebut telah diganti menjadi All Files (*.*).

20.    Lalu klik tombol Open, hingga muncul tampilan sbb:



21.    Lalu klik Delimited, lalu klik tombol Next > hingga muncul tampilan sbb:
22.    Lalu klik Tab dan klik Space, lalu klik Finish hingga data .txt akan mucul dalam format Excel sbb:


23.    Blok dan Copy data di atas ke dalam sheet Untuk Copy Data pada file Excel (cth: OZONE_2010.xls).

24.    Blok dan Copy Tanggal pada kolom AsheetUntuk Copy Data ke dalam Kolom A sheet bulan (cth: Juli 2010) pada file Excel (cth: OZONE_2010.xls).


25.    Blok dan Copy Tanggal pada kolom CsheetUntuk Copy Data ke dalam Kolom C sheet bulan (cth: Juli 2010) pada file Excel (cth: OZONE_2010.xls).

26.    Setelah Langkah No. 24 & 25 Selesai, Copy Sheet Juli 2010 kedalam file Excel (cth: Ozone_Juli_2010.xls). Lakukan langkah ini terus menerus dengan nama sheetBulan Tahun yang berbeda jika bulan telah berganti.
27.    Data Ozone Siap dikirim ke petugas Website KU.
28.    Selesai.

LATIHAN



RANGKUMAN


·         Pengamatan ozone permukaan, PM-10, dan gas rumah kaca (GRK) telah dilakukan oleh BMKG secara realtime dan kontinyu di beberapa stasiun pengamatan kualitas udara. Stasiun yang mempunyai pengamatan realtime terlengkap adalah Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang dan Stasiun Kualitas Udara Cibeureum-Cisarua, Bogor.  Di Stasiun GAW Bukit Kototabang terdapat instrumen BAM 1020, Ozone Analyzer, SO2 Analyzer, NO2/NOx Analyzer, CO Analyzer, dan CO2 Analyzer. Sedangkan di Cibeureum-Cisarua terdapat instrumen BAM 1020, dan LGR (yaitu instrumen pemantau konsentrasi GRK seperti gas CO2, CH4, dan uap air) sedangkan di BMKG Pusat-Kemayoran terdapat 3 instrumen real time  BAM 1020, Ozone Analyzer, dan SO2 Analyzer, sedangkan Siantan-Pontianak, dan Balikpapan hanya terdapat 1 instrumen relatime, yaitu BAM 1020

EVALUASI



UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT






Bab 7                                              PENUTUP



·         Selama 30 tahun terakhir ini, BMKG telah memantau kualitas udara secara konsisten dan terus menerus di Indonesia. Mengacu pada tugas pokok dan misi BMKG serta pedoman pemantauan kimia atmosfer WMO, pemantauan ini bertujuan untuk mengamati trend kualitas udara serta komposisi kimia air hujan di Indonesia.
·         Ada 2 tantangan yang dihadapi oleh BMKG untuk melaksanakan pemantauan kualitas udara yaitu; faktor anggaran operasional sumber daya manusia (SDM), dan kondisi peralatan sampling yang dioperasikan oleh stasiun anggota jaringan kualitas udara nasional.
·         Sampel SPM, Aerosol, SO2, NO2,sampel air hujan harus dikirim segera dengan metode pengiriman yang sudah ditetapkan oleh BMKG.

JAWABAN SOAL


1.       Berikut adalah kriteria penempatan sampler kualitas udara:
a.         Tidak terlalu dekat dengan bangunan/objek yang memiliki tinggi tertentu
b.         Sudut optimum antara sampler dan objek tinggi adalah 30º
c.          Sudut minimum antara sampler dan objek tinggi adalah 45 º
d.         Jawaban a,b, dan c benar

2.       Berapa lama periode sampling untuk SPM dan Aerosol
a.         24 jam setiap 6 hari sekali
b.         1 minggu
c.          2 minggu
d.         semua salah

3.       Berikut adalah informasi yang harus dicantumkan pada label botol air hujan sebelum dikirim ke Laboratorium KU-BMKG di Jakarta:
a.         Nama stasiun; periode sampling(tanggal/minggu ke); bulan/tahun
b.         Jumlah curah hujan
c.          Kondisi sampling; nama pengamat
d.         Semua benar
4.Kualitas data suatu pemantauan kualitas udara dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain seperti dibawah ini kecuali:
a. Tata cara sampling
b. Pengiriman sample
c. Kondisi lingkungan lokasi sampling
d. a, b dan c salah semua

5. Pemantauan SO2 dan NO2 hingga saat ini baru dilakukan oleh stasiun?
a. Jakarta, GAW dan Siantan
b. Tangerang, Dermaga-Bogor, dan Sampali
c. Sampali, banjarbaru, dan Angkasa Pura
d. Panakukang, Maros, dan Pulau Baai-Bengkulu









DAFTAR PUSTAKA



ASTM No. D 4096-91. (2003). Standard Test Method for Determination of Total Suspended Particulate Matter in the Atmosphere (High–Volume Sampler Method).
Clean Air Society of Australia and New Zealand. (1990). AUSTRALIAN STANDARD, Air Pollution Measurement Manual: A Practical Guide To Sampling and Analysis. Fourth Edition, Volume 2 .
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. (1991). Indonesia.
POWELL, J. (2005). Aerosol Mass Measurement: Work Instruction Manual for NATA Acredited Laboratories. CMAR-NATA-WC-2.0, 2nd edition. Australia: CSIRO Atmospheric Research.
POWELL, J. ( 2007). Chemlab Wet Chemistry Measurement: Work Instruction Manual for NATA Acredited Laboratories. CMAR-NATA-WC-2.0, 2nd edition. Australia: CSIRO Atmospheric Research.
WMO. (2004). Manual for The GAW Precipitation Chemistry Programme. WMO Technical Document No. 160. WMO.
Yokohama City Research Institute of Environmental Science. (1997). Report No. 128 : NO, NO2, NOx and SO2 Sampling Protocol Using The Ogawa Sampler. Yokohama, Japan: OGAWA & Co., USA, Inc. .


DAFTAR ISTILAH



“FERM” Passive Gas Sampler
:

“Ogawa” Passive Gas Sampler
:

Aerosol Sampler
:

Alat sampler
:

Automated Wet-only Precipitation Chemistry Sampler (AWPCS)
:

Automatic Rain Water Sampler (ARWS)
:

Automatic Realtime SO2 & NO2 Gas Analyzer
:

Carbon brush
:

Gas NO2
:

Gas Rumah Kaca
:

Gas SO2
:

High volume (HV) sampler
:

Impinger
:

Kalibrasi flowrate
:

Kualita udara
:

Ozone permukaan
:

Passive Gas Sampler
:

PM-10
:

Suspended Partculate Matter (SPM)
:

Udara ambient
:


1 komentar:

  1. DISTRIBUTOR ALAT LABORATORIUM & INDUSTRI
    CV. MAJU SELARAS adalah Perusahaan yang melayani Jasa Pengadaan Peralatan Pengujian Kualitas Air, Tanah, dan Udara di area sekitar anda. Kami menawarkan Perlatan-peralatan Pengujian tersebut dan Jasa Perbaikan Peralatan Laboratorium.
    Kami berusaha untuk menyediakan klien kami dengan nilai terbaik dalam pengujian laboratorium dengan menggunakan tenaga ahli yang professional, dan dengan menggunakan teknologi terbaik efisien serta pengalaman . info lebih lanjut www.majuselaras.indonetwork.co.id 082122006319

    BalasHapus