Selasa, 07 Mei 2013

CARA PENGAMATAN SINOPTIK



PENDAHULUAN


Ref. Keputusan. KBMG
       No. Kep. 005 / Th. 2004
       Tentang ORGANISASI TATA KERJA  BALAI BESAR METEOROLOGI
       DAN GEOFISIKA & STASIUN   METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN
      GEOFISIKA

        # Khusus Staklim – tupoksinya sbb :

1.  Tugas Pokok dan Fungsi             :  -  Pengamatan
                                                               -  Pengumpulan dan Penyebaran data
                                                               -  Pengolahan data.
                                                               -  Analisa dan Prakiraan
                                                               -  Pelayanan jasa
v  Pengamatan                 :  -  Klimatolologi
   -  Meteorologi Pertanian
                           -  Hidrometeorologi
                                                               -  Kualitas Udara
v  Pulbar Data                 :  -  Hasil – hasil Pengamatan
v  Pengolahan Data         :  -  Hasil – hasil pengamatan dan  
                                                pengolahan basis data Klimat
v  Analisa & Prakiraan    :  -  Klimatologi (bulanan & musiman)
v  Pelayanan Jasa            :  -  Klimatologi
   -  Kualitas Udara
v  Pelaksaan Pendukung operasional meliputi  : 
                                                -    Administrasi
-          Kerumah tanggaan

#  Administrasi  : -  Keuangan
                                                                 -  Kepegawaian
                                                                 -  Materiel / Barang
2.   Klasifikasi  Stasiun (exis)

                        -  Klas   I                     :  Melaksanakan seluruh tupoksi
                        -  Klas   II                                           
                        -  Klas   III                  :  Melaksanakan sebagian tupoksi,yaitu Klimatologi 
                        -  Klas   IV                     dan Kualitas Udara

                  Klasifikasi Stasiun tidak tetap / dinamis disesuaikan dengan perkembangan 
                  iptek dan kebutuhan organisasi. ( operasional ; pengamatan & pelayanan )



3.      Jaringan / Stasiun Klimatologi yang dimiliki BMKG ( Indonesia )

o   Stasiun Klimatologi klas I ada 5
-          Stasiun Klimatologi Sampali Medan  - Sumut
-          Stasiun Klimatologi Dermaga Bogor - Jabar
-          Stasiun Klimatologi Semarang - Jateng
-          Stasiun Klimatologi Banjarbaru - Kalsel
-          Stasiun Klimatologi Maros Makasar - Sulsel

o   Stasiun Klimatologi klas II ada 9
-          Stasiun Klimatologi Sicincin Padang - Sumbar
-          Stasiun Klimatologi Pondok Betung Tangerang - Banten
-          Stasiun Klimatologi Kenten Palembang - Sumsel
-          Stasiun Klimatologi Pulo Bai Bengkulu - Bengkulu
-          Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak - Kalbar
-          Stasiun Klimatologi Karang Ploso Malang - Jatim
-          Stasiun Klimatologi Negara - Bali
-          Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang - NTT
-          Stasiun Klimatologi Kayuwatu Manado - Sulut

o   Stasiun Klimatologi klas III ada 3
-          Stasiun Klimatologi Kairatu Seram - Maluku
-          Stasiun Klimatologi Genyem - Papua
-          Stasiun Klimatologi Ransiki - Papua Barat

o   Stasiun Klimatologi klas IV ada 4
-          Stasiun Klimatologi Indrapuri Banda Aceh - NAD
-          Stasiun Klimatologi Jambi - Jambi
-          Stasiun Klimatologi Masgar Tanjung Karang - Lampung
-          Stasiun Klimatologi Kediri Mataram – NTB

4.      Tugas Rangkap
a.       Stasiun yang berada di satu propinsi merangkap tugas sebagai koordinator dari Pos Stasiun Kerjasama dengan BMKG seperti : Pos hujan, SMPK dll
b.      Untuk Propinsi yang tidak ada Staklim nya tugas butir 4a dirangkap oleh Stasiun Meteorologi, contoh di Palu  Sulteng

5.      Prosedur Kerja Stasiun

a.       Output / hasil kerja operasional Stasiun disampaikan ke Kantor Pusat
      BMKG dan Kantor Balai dilingkungannya.
Ø  Real Time via CMSS ( Center Message Switching System ), email,fax,telepon.
Ø  Non Real Time via pos
 
    b.   Out put / hasil kerja operasional dari Pos / Stasiun Kerja Sama disampaikan ke Stasiun koordinator (Staklim / Stamet ) via pos dengan  format – format baku dan waktu yang ditetapkan bersama
NB :
Tarap uji coba dengan sarana komunikasi ( HP ) sedang dilakukan, jika berhasil akan dikembangkan.

MATERI OBS KLIMAT.

1.      Ketentuan Umum

( Ref. Peraturan KBMG : SK.32/TL.202/KB/BMG – 2006 tentang TTP – Pengamatan & Pelaporan Data Iklim & Agromet )

a.  Pos Iklim
    
     Tempat / lokasi pengamatan unsur – unsur iklim yang pelaksanaannya  ber
     dasarkan  MOU / Perjanjian kerjasama dengan instansi lain
-          Lahan,SDM dan operasional dilakukan instransi lain
-          Peralatan & panduan teknis disediakan BMKG
-          Atau melalui kesepakatan bersama.

b.      Unsur Iklim.
-          Curah hujan
-          Suhu Udara
-          Kelembaban Udara
-          Penyinaran Matahari
-          Angin

2.      Pengertian & Penjelasan

a.  Cuaca / Weather 
      -  Cuaca  : 1). Keadaan atmosfer sesaat di suatu tempat yang biasanya dike
                            mukakan dengan besaran parameter/unsur-unsur cuaca                             
                             2). Keadaan atmosfir sesaat utamanya yang ada kaitannya de  -
                                  ngan aktifitas manusia dan kehidupannya atau,
                             3). Keadaan atmosfir secara keseluruhan sesaat disuatu tempat -
                                  termasuk adanya perubahan,pertumbuhan dan menghilang
                                  nya suatu fenomena (World Climate Conference, 1979).
 
b.      Iklim  : Keadaan rata-rata atmosfer/cuaca pada suatu tempat/wilayah dalam periode yang sangat panjang (minimal 30 tahun)

Contoh: Suatu daerah X  beriklim panas
                                      Suatu daerah Y beriklim sejuk
                          Suatu daerah Z beriklim dingin
-           Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa iklim itu cukup mempe 
       ngaruhi kehidupan makhluk hidup (human,flora & fauna), lingku 
       kungan tempat tinggal, dan kebudayaan manusia.
-          Secara khusus bagaimana pengaruh cuaca dan iklim bagi kehi dupan manusia ?
-          Bahwa aktifitas/kerja manusia dari menit ke menit itu dipengaruhi oleh cuaca,sedang kehidupan manusia itu sendiri sangat dipengaruhi oleh iklim.

Apa manfaat iklim terhadap tanaman ?

Untuk jawaban ini perlu dilihat dari setiap unsurnya, sbb :

1).  Curah Hujan

      Unsur ini   memiliki peran penting terhadap pertumbuhan/perkembangan dan produk  
      tifitas tanaman,karena air  merupakan  komponen utama/penting dari system jaringan  
      tanaman sebagai pengangkut unsur hara dari dalam tanah ke akar, kemudian oleh a-
      kar diteruskan kebagian lain dari tanaman, dan sebagai komponen utama dari bahan -
      organik yang terbentuk dari proses foto sintesa

2).  Suhu Udara

      Unsur ini merupakan faktor lingkungan yang juga memiliki peran penting karena ber
      pengaruh langsung pada proses pertumbuhan tanaman.

3).  Kelembaban Udara.

      Seperti halnya suhu udara, kelembaban udara juga memiliki peran penting dalam pro
      ses pertumbuhan tanaman  dimana ada jenis tanaman yang hanya dapat hidup/tumbuh
      subur pada kelembaban tertentu.

4).  Penyinaran Matahari.

      Unsur ini diperlukan oleh tanaman karena radiasi matahari sebagai sumber energi ba-
      gi proses foto sintesa dan menjadi bahan utama untuk pertumbuhan dan produksi tana
      man.

5).  Angin.

      Unsur ini juga diperlukan oleh tanaman, karena angin membantu mensuplay CO2 -
      untuk pertumbuhan tanaman dan secara tidak langsung akan mempengaruhi besaran
      suhu dan kelembaban pada tempat yang dilaluinya.



PENGAMATAN IKLIM

Sketsa.


                             Aktivitas                Sasaran/obyek                         Out put
-  melihat                     Unsur-unsur Iklim                   Data Iklim
-  membaca                 
-  mengukur                 - curah hujan
Pengamat         -  mencatat                    suhu udara                                        kuantitas
-  menghitung/                kelembaban                                      kualitas
-  mengolah                    sinar matahari
-  laporan                        angin
-  pengarsipan








 
Alat Bantu                                                                  GOAL.
-  Alat ukur
-  Juklak/juknis                                                -  Dimasukkan dalam Form F.Klim 71
-  TTP                                                              -  Dikirim ke alamat yang ditetapkan.
-  Form

Catatan :

  1. Pengamatan iklim menggunakan waktu setempat atau local time. ( WA/LT )
  2. Jam pengamatan atau pada jam- jam yang sudah ditetapkan yaitu ; 07.00, 13.00 & 18.00 setiap hari.
  3. Untuk Stasiun Klimat yang mengerjakan pengamatan synop, tidak perlu melaku -kan pengamatan tersendiri, cukup disalin dari buku synop. ( Me.45 atau Me.48 )

Batasan/difinisi pengamatan  Iklim  adalah proses kegiatan / aktifitas seorang   pengamat yang dilakukan  pada jam - jam tertentu untuk mengadakan data  iklim yang lengkap dan berkualitas dengan menggunakan alat ukur dan petunjuk   teknis yang berlaku/ditetapkan.

1.  PENGAMATAN SUHU UDARA

     -  Alat ukur suhu udara meliputi :
         -  Termometer Bola Kering dan Termometer Bola Basah
         -  Termometer Maximum danTermometer Minimum(disebut dengan Psychrometer)
         -  Peralatan tersebut diatas ditempatkan pada Sangkar Meteorologi pada suatu  
            taman  alat yang standart/representative.
        








  - 


Kegunaan dari Sangkar Meteorologi adalah :
         a.  Menahan tiupan angin kuat/kencang.
         b.  Menghindari pengaruh radiasi matahari langsung dan pantulan cahaya dari
              benda sekitarnya.
         c.  Menghindari terkena jatuhan langsung dari tetes-tetes air hujan
         d.  Menghindari pengaruh local dari gradient suhu tanah akibat adanya pemanasan -
              dan pendinginan dari permukaan tanah setempat.

-  Hal-hal yang perlu diperhatikan dari Sangkar Meteorologi
           
   1).  Pintu Sangkar harus menghadap utara–selatan,agar saat pembacaan berlang 
         sung tidak terkena radiasi langsung dari matahari yang edaran  semunya da       
         ri timur ke barat.
               2).  Sangkar meteo dicat putih agar sinar pantulnya lebih besar dari sinar yang  
                     diserap, sehingga pengaruh langsung dari radiasi matahari dapat diperkecil.

1.1.  PENGAMATAN THERMOMETER BOLA KERING  (TBK )
      
Bahwa pengamatan suhu udara permukaan didapat dari membaca TBK.
    
  Teknis pembacaannya sbb:
-     Usahakan berdiri sejauh mungkin dari thermometer,namun mata harus tetap mampu 
       melihat skala thermometer dengan jelas,hal ini untuk menghindari pengaruh suhu   
       badan terhadap alat.
-     Yakinkan bahwa garis pandangan mata kepuncak permukaan air raksa (minicus)  
       adalah mendatar,ini untuk menghindari kesalahan paralaks (kesalahan sudut baca),   
      dan pastikan bahwa permukaan air raksa adalah cembung.
-     Lakukan pembacaan secara cepat dan cermat sampai kepersepuluhan derajat terdekat.

Kesalahan paralaks (sudut baca) dapat digambarkan sbb :


 
                                                30°                   29.8° C (terlalu tinggi)

                                                                        29.2°C (yang benar)

                                                29°                   28.8°C(terlalu rendah)

1.2.    PENGAMATAN THERMOMETER BOLA BASAH (TBB)

Prinsip pembacaannya adalah sama dengan TBK,yang membedakan adalah :
            -  Bola thermometer harus dibungkus dengan kain muslin (kasa) yang bersih.
            -  Ujung kain muslin dimasuk kedalam tabung tempat air dengan jarak yang tidak
               terlalu jauh dan diusahakan selurus mungkin agar air tidak menetes dan tidak ce
               pat kering dan tabung harus selalu terisi air.
           
            -  Agar kain muslin dapat menutup sempurna bola thermometer,maka leher bola -
                nya diikat dengan tali kecil yang lunak.
            -  Air untuk keperluan ini adalah air suling atau air hujan
            -  Kain muslin dan air di tabung segera diganti jika terlihat sudah kotor atau berga
                ram,karena dapat menghambat jalannya air yang berakibat hasil pembacaan ti - 
                dak akurat.
            -  Air pengganti harus bersuhu sama dengan suhu udara pada saat itu,(bukan air es
                atau air hangat)
            -  Kolom air raksa (TBK atau TBB) agar sering diperiksa,jika terdapat gelembung  
                udara berarti ada kerusakan pada alat ukur tersebut, dan harus segera diganti.
            -  Untuk mendapatkan data TBB yang benar,maka pembacaan baru dapat dilaku -
                kan 15 menit kemudian sejak air diganti, sehingga untuk penggantian air  harus  
                dilakukan sedemikian rupa agar tidak menganggu pengamatan yang dilakukan.

1.3.  PENGAMATAN THERMOMETER MAXIMUM ( T Max )

        Aktifitas ini akan menghasilkan data suhu udara tertinggi dalam satu hari.

Teknis Pembacaannya :

-  Baca thermometer maximum dengan cepat dan cermat sampai dengan persepuluhan
   derajat terdekat
-  Jangan sekali kali thermometer dipegang sebelum dibaca.
-  Dalam pembacaan hindarkan kesalahan paralaks dan catat hasil pembacaannya
-  Setelah pembacaan thermometer maximum lakukan langkah-langkah untuk penyambu
    ngan air raksa yang terputus dengan cara sbb :
a).  Keluarkan Thermometer dari cangkangnya dengan hati-hati.
b).  Pegang bagian ujungnya dengan baik bagian bola berada dibawah.
c).  Berdirilah pada posisi bebas,tidak ada halangan disekitarnya kemudian ayun thermo
      meter Maximum beberapakali dengan tangan lurus sampai air raksa yang berada da
      lam tabung tersambung kembali secara sempurna.
d).  Kembalikan thermometer pada tempatnya dengan hati-hati.
e).  Pada saat menaruh kembali thermometer harus dipegang dengan kedua tangan dan bo 
      la thermometer lebih rendah dari bagian yang lain dan diletakkan terlebih dahulu, ke
      mudian baru bagian ujung tabungnya..
f).  Setelah thermometer ada pada tempatnya maka lakukan pembacaan sebagai uji  penga 
      matan dimana suhunya harus sama dengan suhu pada TBK.jika ada perbedaan   sedi -
      kit tidak berpengaruh hal ini disebabkan dari pengaruh pegangan tangan  pengamat.


1.4.  PENGAMATAN THERMOMETER MINIMUM.
    
        Aktifitas ini akan menghasilkan suhu terendah dalam satu hari.

Teknis Pembacaan nya :

              Bola Reservoir                                    ujung index yang dibaca


 


                                                            index
- Baca thermometer minimum dengan cepat dan cermat sampai dengan persepuluhan     
  derajat terdekat. (skala yang dibaca adalah skala uang ditunjukkan oleh ujung indek   
  yang  terletak lebih dekat dengan permukaan alcohol atau yang terletak lebih jauh  
  dengan bola Thermometer/bola reservoir).
- Dalam pembacaan hindarkan kesalahan parallax atau kesalahan sudut baca.
- Setelah pembacaan thermometer minimum lakukan langkah-langkah agar  indeks  
   menenpel kembali pada ujung alcohol dengan cara sbb :

a).  Setelah dibaca keluarkan thermometer dengan hati-hati.
b).  Pegang thermometer dan miringkan dengan  hati-hati dengan  bola  thermometer bera
      da  lebih tinggi  agar  indeksnya  meluncur  kebawah hingga  berhenti dan menempel- 
      /menyentuh ujung permukaan alcohol.(meniscus).
c).  Kemudian kembalikan thermometer pada tempatnya dengan hati-hati.
d).  Pada saat  mengembalikan, harus  dipegang dengan dua  tangan  sedikit miring de
      ngan letak bolanya lebih tinggi, dan bagian ujungnya diletakkan terlebih dahulu, ke      
      mudian  baru bagian bolanya diletakkan dengan hati-hati agar ujung indeksnya tetap  
      menempel miniscus (permukaan alcohol)
e).  Setelah diletakkan kembali, harus dibaca (untuk checking),dimana hasilnya harus  sa
      ma dengan pembacaan pada saat itu, jika masih ada perbedaan sedkit ini karena penga
      ruh suhu tubuh pengamat selama thermometer tersebut dipegang oleh pengamat.
f).  Lakukan pemeriksaan kolom alcohol dalam tabung, apakah terdapat gelembung udara
      tau tidak, jika terdapat gelembung udara maka harus dilaporkan untuk meminta peng
      gantiannya.

2.  PENGAMATAN KELEMBABAN UDARA

a. Definisi / batasan

1). Kelembaban   udara  atau lembab nisbi (Relatif Humidity = RH) adalah  perbandingan  
     antara massa uap  air yang ada  dalam satuan volume udara dengan massa uap air yang   
     diperlukan untuk menjenuhkan satu satuan volume udara tersebut pada suhu yang sa  -
     ma, dan dinyatakan dalam persen (%)
2). Kelembaban udara adalah besarnya kadar uap air yang dikandung oleh udara atau dise
     but  juga tingkat kebasahan udara.
3). RH adalah perbandingan tekanan uap air dengan tekanan uap air maksimum dalam   -
     persen atau RH adalah tingkat kekenyangan udara akan butir-butir air yang dinyatakan
     sebagai e/e max x 100% (dimana e = tekanan uap air dan e max = tekanan uap air
    max).

b. Alat Ukur RH
    - Alat ukur untuk menentukan RH adalah Hygrometer
    - Hygrometer memiliki 2 tipe, yaitu  1. Hgormeter BK-BB dan  Hygrometer Rambut

Hygrometer yang lazim digunakan adalah :Hygrometer Sangkar Tetap,Hygromter Assman .Hygrometer Sling
Untuk keperluan data iklim dan meteorologi  pertanian yang digunakan adalah Psychometer Sangkar Tetap (TBK & TBB yang diletakkan didalam sangkar meteo).
Teknis Pengamatan RH pada Psychometer Sangkar Tetap adalah :
-  Usahakan pembacaan TBB &TBK hampir bersamaan (tidak terlalu jauh perbedaannya)
-  Teknis pembacaan TBB &TBK lihat pada penjelasan dimuka.
-  Gunakan tabel Lembab Nisbi  ( RH ) pada table Me.91

Dasar perhitungan yang digunakan untuk menyusun table Me.91 adalah :

E   =  6.11 x  10 7.5TW/(237.3 = TW )

E1  =  E – 0.7947 x 10-3 x P x (TT – TW)

E2  =  6.11 x 107.5TT(273,3 + TT)

RH = E1/E2     x 100 %

Dimana :  TT  = Suhu Bola Kering dalam persepuluhan  °C
                 TW = Suhu Bola Basah dalam  persepuluhan  °C
                 P     = Tekanan Udara dalam persepuluhan milibar

Contoh : 1)

            P          =  1012.3 mb
            TT        =  28.6 °C
            TW      =  25.0 °C

Dengan table RH (Me.91), sbb :
-          TT – TW  =  3.6 °C (lihat hal V )
-          Diperoleh RH = 74 % (lihat koreksinya pada P.1012.3 mb,ada di K.35 diperoleh 0).jadi RH = 74 % (tetap)

Contoh : 2)

            P          = 1000 mb
            TT        =  27.8 °C
            TW      =  23.0 °C
-          TT – TW = 4.8 °C (lihat hal V )
-          Diperoleh RH = 65 % (pada P = 100 mb, tidak ada koreksi )

3.      PENGAMATAN ANGIN

a.  Difinisi .
-  Angin adalah gerakan relative udara terhadap bumi pada arah horizontal/gerak mendata
    tar.
-  Angin adalah udara yang bergerak dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah.

b.  Parameter yang diamati adalah arah dan kecepatannya.
c.  Satuan ukuran.

-  Arah : dinyatakan dari mana angin tersebut bertiup (asalnya),dalam satuan
              derajat ( 0° - 360° ) atau sesuai dengan mata angin.
    Sketsanya  sbb :                  N
                                              360°
                 NW                                                          NE
                 315°                                               45°       


             W                                                              E
             270°                                                          90°


                SW                                                     SE
                225°                                                    135°

                                                S
                                               180°
-  Kecepatan angin dinyatakan dengan satuan meter/detik, km/jam atau mil/jam =
   knots.
  Catatan
v  Mil disini adalah mil laut
v  I knot    1,8 km/jam  = 1800 m/3600 S
                          0.5 m/s

- Untuk kepentingan meteorologi pertanian,umumnya diutamakan rata-rata kecepatan dan
   arah angin selama periode 24 jam (nilai harian) berdasarkan nilai ini kemudian dapat  -
   dihitung mingguan,bulanan & tahunannya.
-  Alat ukur yang digunakan disebut Wind Vane / Force
1).  CARA PENGAMATAN KECEPATAN ANGIN (WIND VANE/FORCE)
-  Pada Wind Force terdapat keping logam yang bisa naik turun saat ada angin dan ter-
   dapat besi yang melengkung dengan jeruji sebanyak 7 buah. Bila anginnya lemah  ma-
   ka keping logam bergerak naik sedikit, sebaliknya bila anginnya kuat maka keping lo
   gam dapat naik lebih tinggi.

   Besaran kecepatan angin dapat ditabelkan, sbb:
   -  Skala jeruji dari bawah      :  1   2   3   4   5   6   7   8  
   -  Kecapatan angin (m/s)     :  0   2   4   6   8   11   14   20
   -  Kecapatan angin (knots)  :   0   4   8   12   16   21   27   39

2).  CARA PENGAMATAN ARAH ANGIN
-  Lihat komponen Wind Vane nya bila ujung Wind Vane menunjuk arah N,maka arah a-
    ngin tersebut adalah angin dari utara.,demikian pula untuk yang lainnya.
-  Bila tidak ada angin,maka dinyatakan dengan “Calm”

3).  CARA PENGAMATAN KECEPATAN ANGIN RATA-RATA DENGAN SELANG  
      WAKTU TERTENTU.
-  Alat yang digunakan untuk keperluan ini adalah Cup Counter Anemometer.
-  Sensor alat ini terdiri dari 3 atau 4 buah mangkuk yang dipasang pada jari-jari yang ber
    pusat pada suatu sumbu vertical (rotor).
-  Seluruh mangkok menghadap kesatu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka
    rotor berputar pada arah tetap.
-  Kecepatan putar dari rotor tergantung dari kecepatan angin,melalui mekanik roda gigi
    perputaran rotor mengakibatkan system akumulasi angka petunjuk jarak tiupan angin.
    Penambahan nilai yang ditunjukkan menyatakan akumulasi jarak yang ditempuh angin        
    (Wind Run)










Catatan:
Anemometer type Cup Counter hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama   suatu periode pengamatan.

Contoh :

Pada tangal 1 pebruari 2009 jam 07.00 WS Cup Counter dibaca menunjukkan angka ,, 001980 “, kemudian pada tanggal 2 pebruari 2009 jam 07.00 WS dibaca menunjukkan angka ,,002172’  maka kecepatan angin rata-rata tanggal 1 Pebruari 2009 adalah :
(002172 – 001980)/24 km/jam  =  8 km/jam.

4.  PENGAMATAN PENYINARAN MATAHARI

      a.  Pengertian/batasan
            -  Lamanya penyinaran matahari (Sunshine Duration) ialah lamanya matahari ber
               sinar ke permukaan bumi dalam periode satu hari,diukur dalam satuan jam.
            -  Periode satu hari lebih tepat disebut “Panjang hari, yakni jangka waktu matahari
               berada diatas horizon”.

  1. Pelaporan
Lama penyinaran matahari ditulis/dilaporkan dalam persepuluhan jam,atau dalam persen terhadap panjang hari yang ditetapkan.
      
  1. Alat ukur

Macam type/jenis alat ukur lamanya penyinaran matahari yaitu : Campbell Stokes Yordan, Marvin, Foster. Yang sering dipakai di Indonesia ialah tipe Yordan & Campbell Stokes, namun yang paling luas penggunaannya adalah Campbell Stokes karena hasilnya lebih teliti & mudah.
 
  1. Campbell Stokes















Alat ini terdiri dari bola kaca berbentuk bulat berisi asam air yang dipasang ditengah-tengah sebuah mangkok  dengan garis tengah ± 15 cm.
Pada mangkok dibuat 3 penjepit pias sesuai dengan garis edar matahari yaitu utara,tengah dan selatan. Bola kaca ini bekerja sebagai lensa untuk memfokuskan sinar matahari sehingga menjadi titik api yang akan membakar pias.

Yang disebut penyinaran matahari disini adalah sinar matahari langsung yang tidak terhalang oleh awan dan benda lain

Campbell Stokes dipasang diatas pondasi dengan alas kayu datar dan rata,bercat putih dengan tinggi 120 cm, sumbu bola kaca mengarah utara selatan,sehingga letak kertas pias sejajar dengan arah timur barat,alat harus pada posisi harisontal, hal ini dapat dilihat dari waterpas yang ada pada alat yang dapat diatur dengan pengatur pada alat.Kemiringan bola kaca diatur dan disesuaikan dengan derajat lintang setempat.Campbell Stokes dilengkapi dengan 3 macam pias yaitu pias lengkung panjang,pias lurus dan pias lengkung pendek yang akan dipasang sesuai dengan edar matahari dan bola kaca harus tepat berada ditengah membagi jarak timur barat,hal ini dapat diatur dengan menyetel menggunakan alat “Centering Gauge”.

  1. Pemasangan Pias.
Pias matahari dipasang dan diganti pada sore hari setelah matahari terbenam,hal ini dimaksudkan untuk menghindari masih adanya sinar matahari.

Adapun jadwal pasangan pias matahari adalah sbb :
=  Pias Lengkung Panjang      :  12 Apr s/d 02 Sep (BBU Utara Ekuator)
                                                   15 Okt s/d 28 Peb (BBS Selatan Ekuator)
=  Pias lurus                             :  01 Mar s/d 11 Apr (BBU Utara Ekuator)
                                                   03 Sept s/d 14 Okt (BBU Utara Ekuator)
                                                   Analog untuk periode yang sama juga berlaku 
                                                   untuk BBS & selatan Ekuator
=  Pias Lengkung Pendek       : 15 Okt s/d 28 Peb (BBU Utara Ekuator)
                                                  12 Apr s/d 02 Sep (BBS Selatan Ekuator)

  1. Kesalahan pemasangan pias.
Bahwa pemasangan pias harus terpasang pada tempatnya yang benar,pada jam 12.00 WS pada kertas pias harus tepat pada tanda pertengahan parit pias.
Cara pemasangan pias yang tidak sesuai dengan ketentuan akan menghasilkan jejak/tanda pembakaran yang tidak benar,antara lain
 1).  Bila jatuhnya titik api pada pias tidak sama dengan jam setempat,ini disebabkan letak bola kaca tidak tepat berada ditengah perbaikannya dengan menggunakan “centering gauge”
        2).   Bila garis pembakaran pias tidak sejajar pias,hal ini menunjukkan bahwa pe
               nyetelan letak tempat pias tidak tepat timur barat.
             3).  Bila jejak pembakaran pias tidak sejajar dengan lengkung pias,hal ini menunjukkan bahwa penyetelan kemiringanbola kaca tidak sesuai dengan derajat lintang setempat

  1. Teknis pembacaan pias

-  Pada prinsipnya sinar cerah yang kuat mampu meninggalkan noda hangus yang 
   dapat melobangi kertas (pias).Jika tidak terjadi demikian biasanya terjadi pada  
   saat matahari terbit atau terbenam,atau disaat langit berawan tipis atau beberapa
    saat setelah hujan lebat dimana kertas pias masih basah.
-  Teknis pembacaan pias dapat dilakukan dengan menggunakan skala penera (sun
    shine scale), jika tidak ada maka dapat dibaca langsung pada pias yang telah ter
    bakar melalui perhitungan secara estimasi/kasar.
-  Pembacaan  data pada kertas pias dilakukan setelah pias diangkat dari alat yaitu  
    pada sore hari setelah matahari terbenam atau bisa dilakukan setiap satu jam.
-  Apabila tidak ada skala penera/sunshine scale teknik pembacaan dilakukan sbb:
    1).  Bahwa pembakaran dalam waktu singkat biasanya hanya meninggalkan
          lubang atau titik yang dikelilingi noda hangus yang bulat
                           a








    10    11      Sketsa pias matahari jam 10  -  11  WS

                   -  Untuk sebuah kasus noda bolat (gambar a),lama penyinaran dihitung seba -
                       gai setengah dari garis noda . ( ½ x 0,2 jam = 0,1 jam )
                   -  Untuk dua sampai tiga bulatan diperhitungkan 0,1 jam (seperti yang tertera  
                       pada gambar)
                   -  Jadi,untuk periode jam 10  -  11.00 WS ada empat noda bulat diperhitung -
                      kan sebagai 0,2 jam
                2).  Periode pembakaran yang menghasilkan lubang berbentuk garis,seperti 
                      gambar dibawah ini .






           
                        09                                                    10

                      Lama penyinaran tidak diperhitungkan secara penuh,karena kedua ujung
                     diperhitungkan sebagai factor reduksi (pengurangan) sebesar 0,1 jam.Maka
                      penyinaran yang sebenarnya untuk periode diatas adalah 0,9 jam
                 3). Jejak/bekas pembakaran yang hanya meninggalkan noda hangus yang tidak
                      sampai melobangi kertas,noda hangus berbentuk garis kontinyu seperti gam
                      bar dibawah ini,dianggap sebagai sinar cerah yang kuat sehingga dianggap -
                      penuh ( 1 jam ).

                                                                        Noda hangus


 


                      6                                                      7
             4). Garis/jejak pembakaran terputus sesaat-sesaat maka setiap saat pemutusan 
                  dianggap mengurangi lamanya penyinaran 0,1 jam.

               
  Contoh seperti gambar dibawah ini :


 



                 Jejak pembakaran sekitar 0,8 jam (terputus 2 kali)

  1.  PENGAMATAN / PENGUKURAN CURAH HUJAN.

a.  Definisi

1).  Curah hujan  : adalah jumlah air hujan yang jatuh pada permukaan (tanah)  se
       lama periode waktu tertentu diukur dalam satuan tinggi diatas permukaan  ho
       rizontal dengan ketentuan tidak terjadi penghilangan oleh proses penguapan,
      pengaliran dan peresapan, atau
2).  Curah huja adalah jatuhan partikel-partikel basah (cair) atau hydrometeor  -
       yang sampai ke surface (land / sea ) yang berasal dari awan.
3).   Jumlah curah hujan adalah banyaknya curah hujan yang sampai kepermukaan  
       dalam periode waktu tertentu yang dinyatakan dengan  ukuran ketinggiannya
       dengan ketentuan/anggapan tidak ada air yang hilang karena penguapan / pe 
       nyerapan/pengaliran.
       Dari batasan-batasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah curah  
       hujan itu sangat tergantung pada :
 a).  Lamanya kejadian (periode waktu yang ditetapkan).
       b).  Besar-kecilnya butiran air yang jatuh,ini tergantung aleh jenis awan.
       c).  Kriteria intensitas hujanya (ringan,sedang atau lebat)

b.      Satuan dan ketentuan pengukuran.

-  Untuk bidang meteorologi pertanian yang diperlukan adalah data curah hujan  
    harian atau periode pengukuran setiap 24 jam sekali yaitu pada pagi hari.
    Dari data hujan harian dapat dihimpun menjadi data curah hujan mingguan, da
    sarian,bulanan,tahunan dan sebagainya termasuk jumlah hari hujan.
-  Menurut pengertian Klimatologi,satu hari hujan adalah periode 24 jam dimana  
    terkumpul curah hujan setinggi 0.5 mm atau lebih. Kurang dari ketentuan ini  
    hujan dinyatakan nol, meskipun tinggi curah hujan tetap diperhitungkan.
  
c.     Alat Ukur Curah Hujan.

Ada 2 (dua) alat ukur curah hujan yang digunakan untuk mengukur data curah hujan, yaitu :

1)      Penakar hujan tipe Observatorium (PH. Obs)
2)      Penakar hujan tipe Hillman (PH. Recorder)



      Penjelasan :

 a).  PH tipe Observatorium (PH. Obs)
   
       Alat ini termasuk/jenis alat yang banyak digunakan di negara kita (Indonesia),       
       dengan menggunakan gelas ukur untuk mengukur jumlah curah hujannya, dan sudah
       merupakan tipe “standard” di negara kita. Secara sketsa dapat digambarkan sebagai  
       berikut :




















Perawatan Alat PH.Obs.

-  Alat harus tetap bersih
-  Kayu harus dicat putih
-  Corong harus bersih dari kotoran yang bisa menutup lobang saluran
-  Kran harus sering dibersihkan,jika terjadi kebocoran harus segera diperbaiki/diganti
-  Tabung penampung air hujan harus dibersihkan dari endapan dan debu dengan cara  
    menuangkan air bersih kedalamnya dan kran keadaan terbuka
-  Gelas ukur harus dijaga tetap bersih,disimpan ditempat yang aman.

Teknik pengukuran

o   Letakkan mulut gelas ukur tepat dibawah ujung kran,kemudian buka kran sampai ke air  hujan dalam tabung habis.
o   Baca dan catat jumlah curah hujan yang tertampung dalam gelas ukur
o   Jika curah hujan dalam jumlah benyak sehingga melebihi volume gelas ukur maka  pengukuran dilakukan dengan cara mengukur curah hujan sesuai voloume gelas ukur kemudaian tutup kran dan baca gelas ukur lakukan berulang sampai curah hujan habis dan jumlahkan hasil penakaran sebelumnya.
o   Selesai pengukuran tutup kembali kran dan digembok.
    
  b).   Penakar hujan type Hellman (Otomatis)



















     Alat ini meliputi.
  1. Penampang atas dengan diameter 16 cm atau luas = 200mcm²
  2. Pipa selang yang menghubungkan penampang ke kolektor
  3. Tabung kolekter
  4. Pelampung
  5. Pena pencatat
  6. Silinder jam
  7. Pipa pembuangan (pipa siphon)
  8. Ember penampung

#  Cara kerja alat
-          Air hujan yang jatuh pada mulut/corong penakar hujan masuk kesilinder  kolektor,didalam silinder kolektor terdapat sebuah penampang pelampung yang dihubungkan dengan tangkai pena yang selanjutnya goresan pena diterima oleh silinder pias.
-          Silinder kolektor memiliki daya tampung max 10 mm.Tepat pada saat kolektor penuh,maka air senilai 10 mm ini tercurah habis melalui pipa pembuangan untuk diteruskan ke ember penampung.
Bersamaan dengan peristiwa ini maka pelampung turun ke dasar dan pena kembali ke titik 0 pada kertas pias.
-          Jika hujan masih beralnjut, tabung kolektor akan terisi kembali yang diikuti dengan naiknya pena pencatat.
-          Proses pengisian dan pengosongan akan terus berlangsung dan berhenti setelah hujan reda (tidak ada hujan).
-          Tipe  alat ini  umumnya untuk mencatat mencatat periode hujan selama 24 jam (harian),sehingga pias harus diganti setiap hari.

 ##  Pengamatan/penggantian pias

§  Pias helman diganti setiap hari pada jam 07.00 WS
§  Siapkan pias pengganti yang telah diisi dengan nama Stasiun,tanggal pasang dan tanggal angkat.
§  Buka pintu penakar renggangkan pena yang menepel pada pias dan  angkat silinder jam  perlahan-lahan keatas dan lepaskan pias yang terpasang.
§  Pasang pias pengganti pada silinder jam dan jepit pias dengan penjepit disilinder agar pias merekat pada silinder jam.
§  Putar per jam secukupnya (jangan terlalu penuh,ikuti kebiasaan yang sudah dilakukan).
§  Pasang kembali silinder jam pada tempatnya lalu cocokkan waktu yang ditunjukkan oleh oleh ujung pena pias denga waktu setempat dengan cara angkat sedikit silinder jam dan memutar kekiri/kekanan perlahan-lahan dan tidak boleh terlalu banyak putaran
§  Isi pena dengan tinta yang tersedia jangan terlalu penuh,cukup tiga perempat bagian saja agar tinta tidak mudah tumpah pada saat penggantian pias atau pada saat keadaan cuaca lembab.
§  Lakukan penyetelan titik 0 dengan cara menuangkan air bersih kecorong penakar secara perlahan-lahan hingga air tumpah dan pada pias akan tercatat grafik atau garis vertical dari garis 0 sampai garis 10.Pada keadaan akhir ujung pena harus menunjukkan garis 0 pada pias.
§  Tutup kembali pintu alat untuk menjaga keamanan.
# Pembacaan  :
   Jumlah curah hujan sehari pada kertas pias, dihitung denagn cara sbb:
   ( X x 10 mm) = Y mm, dimana
    X  =  menyatakan jumlah barapa kali tercapai curah hujan sebesar 10 mm
    Y  =  menyatakan skala terakhir yang ditunjukkan pada grafik.
    Pada penggunaan pias baru,pena harus dikembalikan ke skala 0,dengan cara   
    menambahkah air kedalam penakar hujan sampai pelampung turun.

##  Penyetelan Titik Nol dan Titik Sepuluh pada pias

Langkah-langkahnya sbb :
  Tuangkan air pada corong Hellman secara perlahan-lahan dan hentikan sampai air
      tumpah dengan sendirinya.Pena pada pias akan mencatat garis tegak yang mula-mula  
      naik dan selanjutnya turun.Saat berhenti turun harus tepat pada titik 0. Jika tidak pada
      0, lakukan penyetelan ,pena dapat dinaikkan atau diturunkan dengan memutar mur
      kekiri/kanan pada tangkai pena sampai tepat pada titik 0.
  Langkah selanjutnya,ambilair sebanyak 10 mm dengan menggunakan gelas
       ukur,tuangkan secara perlahan-lahan ke corong penakar hujan Hellman sampai habis
  Bila terjadi pena turun sebelum air dalam gelas ukur habis,maka pipa hevel harus  
      dinaikkan dengan mengendorkan skrup pipa hevel dan mengencangkan  
      kembali,ulangi menuangkan air 10 mm.
  Bila air yang dituangkan habis dan pena belum turun  maka pipa hevel harus
      diturunkan dengan mengendorkan skrup pipa hevel dan turunkan pipa hevel perlaha-
      lahan sampai tepat air tumpah,kemudian kencangkan kembali skrup pipa hevel.
  Pada saat air tumpah pena harus menunjukkan angka 10 mm dan selanjutnya turun
     
Perawatan/pemeliharaan alat Penakar Hujan Hellman

  1. Corong penakar hujan harus selalu dalam keadaan bersih,jika ada kotoran atau benda-benda yang menyumbat harus segera dibersihkan.
  2. Pena harus selalu dijaga tetap bersih,jika kelihatan kotor segera dicuci secara hati-hati dengan melepaskan dari tangkainya.Gunakan air hangat dicampur diterjen/sabun untuk mencuci.
  3. Pena yang kurang baik karena sudah terlalu lama digunakan,harus diganti dengan yang baru.
  4. Pemasangan kembali pena yang sudah dibersihkan tidak boleh terlalu keras menekan pias karena dapat mengganggu kepekaan/ketelitian alat.
  5. Kadang-kadang pada pias terdapat pembacaan dimana pada angka 10 pena tidak cepat turun kembali,hal ini mungkin disebabkan terhambatnya air yang keluar melalui pipa hevel karena pada lengkungan pipa hevel terdapat endapan atau kotoran.Jika hal ini terjadi maka bersihkan pipa hevel dengan melepas pipa dari tempatnya dengan mengendorkan skrup dipangkal pipa kemudian tarik pelan-pelan kemudian bersihkan dengan kain atau busa yang diikat pada kawat yang lentur,setelah pipa bersih pasang kembali pada tempatnya dan jangan lupa untuk menyetel untuk titik 0 dan titik 10.
  6. Minimal seminggu sekali alat dites kembali agar tetap dapat bekerja dengan baik.Caranya adalah seperti pada penyetelan titik 0 dan titik 10 pada pias.
Pekerjaan ini secara rutin harus dikerjakan,sekalipun cuaca baik,karena dimusim kemarau penguapan cukup besar sehingga air dalam tabungkolektor dapat menguap sampai habis/kering.hal ini dapat mengurangi pencatatan curah hujan yang sesungguhnya.Grafik dari hasil pembacaan diatas pada pias harap diberi keterangan/ditulis”Percobaan” agar tidak terjadi kesalah pahaman/tafsiran pada analisa pias tersebut.




PENUTUP




Dalam penyusunan materi/bahan ajar pengamatan Klimatologi dan praktek untuk tahap pertama ini kami akhiri dengan pengamatan/pengukuran hujan.

Materi ini akan lebih efektif apabila setiap pembahasannya diikuti dengan kegiatan praktikumnya, baik dilapangan/taman alat maupun kegiatan simulasi-simulasi diruangan (kelas) dengan menggunakan data-data hasil pengamatan yang up to date,sehingga para Taruna/i dapat langsung mengerti dan memahami yang sedang dikerjakan/dipelajari.

Untuk pengajar (dosen/instruktur) harus ditunjuk orang-orang yang sudah berpengalaman dilapangan karena bimbingan teknisnya memerlukan keahlian yang khusus terhadap peralatan-peralatan/alat ukur yang akan dioperasikan.

Demikian,segala kekurangan dalam penyusunan materi/bahan ajar ini akan diusahakan untuk selalu disempurnakan agar dapat mengikuti perkembangan iptek maupun peraturan-peraturan baru yang diterbitkan oleh WMO maupun BMKG.
























DAFTAR PUSTAKA




Keputusan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika No. Kep.005/Th.2004 tentang Organisasi Tata Kerja Balai Besar Meteorologi dan Geofisika dan Stasiun Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika

Peraturan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika No. SK.32/TL.202/KB/BMG-2006 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengamatan dan Pelaporan Data Iklim dan Agroklimat

Buku Pandua W.M.O. No. 8




Tidak ada komentar:

Posting Komentar